Dalam pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang berlangsung di ruang Garuda, Gedung Induk Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11/2014) kemarin, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyampaikan beberapa hal diantaranya seputar penyelenggaraan birokrasi Pemerintahan, pelayanan publik, dan juga melaporkan kondisi Aceh yang rawan bencana, termasuk memaparkan kondisi jalan nasional lintas barat selatan Aceh yang sering longsor.
Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh Mahyuzar menuturkan, pertemuan yang difasilitasi Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama yang diselenggarakan Mendagri di Istana Negara dan di Aula Kemendagri beberapa waktu lalu, yang bertujuan mempercepat pelaksanaan pembangunan di daerah dan membenahi jalur birokrasi.
Dalam pertemuan tersebut, jelas Mahyuzar, Gubernur Zaini Abdullah menyampaikan persoalan sarana dan prasarana untuk lumbung pangan nasional yang saat ini masih belum memadai. Selain itu, Zaini juga melaporkan kondisi Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan bebas Sabang yang belum dapat dioperasionalkan.
Doto Zaini juga menyampaikan masalah hak pengelolaan lapangan Blang Padang, jaringan listrik yang belum memadai, percepatan RPP dan Rperpres turunan UU No. 11 tahun 2006.
Mahyuzar mengatakan, untuk mengatasi permasalahan tersebut, Gubernur Zaini Abdullah atas nama rakyat Aceh mengusulkan kepada Presiden antara lain: untuk penanggulangan banjir mengusulkan, Penanggulangan banjir secara komprehensif di wilayah Kab Aceh Singkil dan Kota Subulussakam, termasuk normalisasi sungai Lawe Alas, krueng Tripa, krueng Baroe dan Krueng Seumanyam.
Selanjutnya Pembangunan breaks water sepanjang pantai yang mengancam pemukiman penduduk. “Untuk meningkat produksi padi di Aceh, pak Gubernur mengusulkan pembangunan waduk dan irigasi diantaranya Rukoh/Tiro, Jambo Aye/Langkahan, Susoh, Lawa Alas dan Pantee Lhoung,” rinci Mahyuzar.
“Juga percepatan penyelesaian pemangunan waduk/Irigasi Krueng Pasee, Krueng Keureutoe, Lhok Guci dan rehabilitasi irigasi Baro Raya,” imbuh doktor lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu.
Begitu juga dalam mengatasi bencana lonsor jalan nasional lintas barat Aceh terutama di kawasan gunung Paro dan Gunung Kulu dan gunung Geurutee.
Gubernur Zaini, sebut Mahyuzar, juga mengusulkan; Relokasi ruas jalan gunung paro dan gunung kulu sepanjang 18 Km melalui trase lain, serta pembangunan Torowongan di Gunung Geurutee sepanjang 1,3 Km.