Tuduhan deklarator Aceh Merdeka DR Hasan M di Tiro, Ph.D, LL.D melawan Indonesia karena tidak mendapat proyek di PT Arun Blang Lancang Aceh Utara sebagaimana disuarakan selama ini, telah disanggah dalam buku terbaru. Demikian antara lain benang merah yang disimpulkan dari buku biografi HASAN TIRO; Jalan Panjang Menuju Damai Aceh.
“Keliru besar menyatakan Hasan Tiro mendirikan Aceh Merdeka karena tidak mendapat tender di PT Arun,” tegas Direktur Utama Bandar Publishing (BP) Mukhlisuddin Ilyas kepada wartawan, Senin (17/11)
Mukhlisuddin menegaskan dalam buku yang ditulis oleh Murizal Hamzah (wartawan) dengan editor M. Adli Abdullah (sejarawan) dipaparkan bahwa benih perlawanan terhadap rezim Indonesia sudah dilakukan sejak 1960-an. Bahkan di buku Atjeh bak Mata Donja yang terbit 1968, Hasan Tiro secara terbuka menyatakan Aceh adalah sebuah negara yang berdaulat.
“Ada fakftor utama dan faktor pemulus sehingga Hasan Tiro mendirikan ASNLF. Alasan Wali Negara mendirikan Aceh Merdeka dibahas di buku sederhana ini dilengkapi foto dan dokumen,” tukas Mukhlisuddin singkat.
Direktur Utama BP itu menambahkan di buku ini juga ditampilkan salinan surat yang dikirim oleh Hasan Tiro kepada Perdana Menteri Mr. Ali Sastrowidjojo. Ini pesan surat itu sudah lazim kita ketahui yakni meminta Indonesia menyelesaikan perlawanan DI/TII di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi dan lain-lain di meja perundingan. Hasan Tiro mengetik rapi surat sepanjang tiga halaman tersebut. Hasan Tiro juga mengirim tembusan surat itu kepada Presiden Sukarno. Ini dokumen terbaru yang jarang diungkapkan.
“Ternyata surat terbuka dari Hasan Tiro ini dimuat di halaman pertama harian terbitan Jakarta. Salinan surat yang diteken oleh Hasan Tiro juga dimuat di buku setebal 684 halaman ini,” ajak Mukhlisuddin.
Buku yang terdiri dari tiga bab ini diawali dari kepulangan Hasan Tiro ke Aceh pada Oktober 2008 dan meninggal dunia pada Juni 2010 (2015 genap 5 tahun Hasan Tiro wafat). Kemudian bab 2 mengulas masa kecil Hasan Tiro hingga menikah dengan Dora di Amerika. Terakhir, bab 3 berkaitan dengan Pergulatan GAM, melatih AGAM di Libya hingga anggota GAM yang tidak syahid walaupun diberondong dengan senjata panjang. Unsur-unsur mistik GAM menarik dikupas termasuk dijelaska biaya perang di Aceh yang miliara per hari pada era Darurat Militer.
“Abu Doto (Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah) dalam sambutannya menulis bahwa buku ini adalah biografi pertama tentang Wali,” kutip Mukhlisuddin.
Sebelum mencetak buku bersampul Hasan Tiro bersama tentara AGAM di Libya, BP telah menerbitkan buku Hasan Tiro, The Unfinished Story of Aceh yang beredar pada Juli 2010 (44 hari wafatnya Hasan Tiro) dan buku Aceh di Mata Dunia yang beredar pada 2013 dan 2014. Sedangkan buku terbaru ini diperkirakan dapat dibaca sebelum 4 Desember 2014 dengan mengirim email pesan ke hasantiro@cakradonya.com.
“Info dari percetakan, Minggu ini buku biografi Wali sedang dijahit, Insya Allah awal Desember ini sudah di tangan pembaca,”ingat Mukhlis