Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di provinsi Aceh tidak terlepas dari besarnya peran ulama dan pimpinan Dayah. Hal demikian dikatakan Deputi KSPK BKKBN Pusat Soedibyo Ali Muso pada silaturrahmi BKKBN dengan pimpinan dayah se-Aceh Sabtu (08/11) di Banda Aceh.
Soedibyo mengatakan pihaknya akan terus memaksimalkan peran ulama pada program-program kependudukan dan pembangunan keluarga. Dikatakannya peran ulama sangat menentukan sukses tidaknya peran KB di provinsi Aceh, pasalnya jika ulama menolak program tersebut maka bisa dipastikan program KB akan gagal.
Diakuinya masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami program KB itu sendiri, ia menjelaskan program bukan untuk membatasi kelahiran akan tetapi untuk mengatur kelahiran sehingga menghasilkan keluarga-keluarga yang berkualitas.
“Kita ingin menggiatkan lagi peran ulama, peran pimpinan pesantren dan dayah, karena terus terang saja kita jangan sampai seolah-olah waktu program KB berhasil kita meninggalkan peran ulama, sedangkan dulunya kita bersama-sama ulama”ujarnya.
Disamping itu dikatakan Soedibyo pergaulan bebas dikalangan remaja Aceh yang semakin tak terbendung sangat membutuhkan peran ulama dan pimpinan pondok pesantren untuk melakukan pendekatan-pendekatan keluarga dan meningkatkan kesadaran remaja terkait bahaya dari pergaulan bebas dan seks bebas.
“Mudah-mudahanan pertemuan dengan para ulama dan pimpinan dayah ini, kita bisa sama-sama berupaya untuk melancarkan program pendidikan dan pembangunan keluarga, karena pada prinsipnya bagi kita yang penting adalah membangun keluarga yang berlkualitas, sejahtra, sakinah,mawaddah warahmah”lanjutnya.
Sementara itu kepala perwakilan BKKBN Aceh Nasir Ilyas mengatakan keberhasilan program KB di Aceh ditandai dengan rata-rata keluarga di Aceh yang memiliki anggota keluarga kurang dari tiga orang.
Menurutnya kedepan program KB akan diarahkan kepada generasi muda berupa pendidikan tentang reproduksi sehingga mereka sendiri yang akan mengatur kapan sebaiknya mereka berkeluarga dan berapa anak yang sebaiknya mereka miliki. BKKBN diakuinya akan melakukan pendekatan ke sekolah-sekolah dan pondok pesantren, karena ditempat tersebut banyak generasi muda yang perlu diberikan pemahaman program tentang reproduksi.
“ Jadi kalau kita bekali dari sekarang mereka bisa rencanakan sendiri kapan dia harus kawin, berapa target anggota keluarganya, semaunya akan mereka rencanakan. Oleh sebab itu program kita kedepan lebih banyak menyentuh generasi mudanya”lanjutnya.
Nasir menambahkan sasaran dari program BKKBN Aceh dilakukan secara menyeluruh, baik diperkotaan maupun pedesaan, selain itu keberhasilan program dari BKKBN diakuinya tidak terlepas dari dukungan instansi lain seperti dinas pendidikan dan dinas kesehatan.