Prabowo Subianto-Hatta Rajasa disebut mengungguli Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Pulau Jawa. Kecuali Jawa tengah dan Jawa Timur, pasangan yang diusung koalisi itu Merah Putih itu memimpin.
“Hanya di Jateng dan sedikit di Jatim, Jokowi unggul. Sisanya, Jabar, Banten, dan DKI, Prabowo memimpin,” kata peneliti Indonesia Research Centre (IRC) Natalia Christanto, Kamis (3/7).
Di Jawa Barat, katanya, dukungan untuk Prabowo mencapai 60 persen. Sementara Jokowi-JK 30 persen. Di Banten, capres-cawapres nomor urut satu itu mendapat 50 persen, sedangkan nomor urut dua, setengahnya.
Begitu pula di Jakarta yang sebelumnya dianggap sebagai basis pendukung Jokowi. Di ibu kota, suara Jokowi kalah dari Prabowo dengan selisih sekitar 12 persen. Perolehan Prabowo di Jakarta hampir 50 persen.
Ia menjelaskan, keunggulan Jokowi terjadi di Jawa Tengah yang dikenal sebagai ‘kandang banteng’. “Di Jateng suara untuk Jokowi mencapai 60 persen, sementara Prabowo kurang dari 30 persen,” lanjut Natalia.
Natalia mengatakan hal tersebut belum mengitung faktor dukungan mantan wakil gubernur Jawa Tengah, Rustriningsih yang baru saja menyatakan dukungan resminya. Dikatakan, bukan tak mungkin masuknya Rustri akan mengubah peta dukungan di Jawa Tengah.
“Rustri dikenal memiliki basis massa yang cinta dengan kepemimpinannya. Dukungannya akan memberikan pengaruh cukup besar untuk pemilih Prabowo di Jateng,” kata Natalia.
Di Jawa Timur yang merupakan basis partai pengusung Jokowi-JK, yaitu PKB, ujarnya, Jokowi memimpin dengan selisih sekitar lima persen suara. Diperkirakan, selisih itu berkat dukungan Gubernur Soekarwo kepada Prabowo-Hatta.
Selain itu, katanya, Jokowi-JK juga dianggap kurang memaksimalkan peran parpol. “Mereka hanya mengandalkan relawan yang tidak mengakar,” lanjut Natalia.
Berdasarkan temuan IRC, ujarnya, hanya PDI Perjuangan yang bekerja maksimal untuk mendukung Jokowi-JK. Sisanya mengalami perpecahan dukungan. Bahkan ada yang lebih banyak mendukung Prabowo-Hatta.
IRC merilis elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai sebesar 47,5 persen. Sementara Jokowi-JK mencapai 43 persen.
Survei itu dilakukan dengan jumlah sampel valid 1.200 responden dan tingkat kepercayaan 95 persen. Ambang batas kesalahan survei tersebut sebesar 2,8 persen. Dengan penarikan sampel dilakukan secara acak bertingkat (multistage random sampling). (republika)