Ketua Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh Muzakir Manaf membantah menerima dana sebesar Rp. 50 Milyar untuk mendukung pasangan calon Presiden dan calon wakil Presiden Prabowo-Hatta pada pilpres 9 Juli mendatang.
Tudingan itu sebelumnya dilontarkan Barisan Pendukung Partai Aceh (BPPA) di Banda Aceh. BPPA meminta Muzakir Manaf selaku ketua partai Aceh untuk mempertanggungjawabkan dana sebesar Rp. 50 Milyar yang diterimanya dari Partai Gerindra.
Muzakir Manaf mengaku tidak pernah mengenal BPPA, ia menuding BPPA sedang melakukan kampanye hitam terhadap dirinya dan partai Aceh, ia pun mengaku sedang melakukan penelusuran siapa saja orang-orang dibalik BPPA, pasalnya ia menduga ada pihak lain yang menyokong dibalik BPPA.
“Saya tidak tau mereka siapa, ntah darimana bajing loncat itu datang ke Aceh, tapi inilah namanya balck campaing, kita harap mereka jangan terlalu berlebihan”lanjutnya.
Muzakir Manaf menambahkan dukungannya kepada pasangan Prabowo-Hatta bukan karena adanya uang yang diberikan melainkan adanya komitemn dari pasangan nomor urut satu itu untuk menyelesaikan semua kewenangan Aceh yang tercantum dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA).
“Beliau-beliau ini juga komitmen untuk kaum miskin, visi-misinya jelas semua”ujarnya.
Selain itu Muzakir Manaf mengatakan kedepan Indonesia perlu pemimpin yang tegas seperti Prabowo Subianto, bukan seperti Jokowi yang Justru menjadi boneka dari partai tertentu, bahkan menurutnya pada masa Megawati Indonesia ambruk dan semua aset dijual.