Data Center Partai Nasional Aceh (PNA) mencatat lebih 40% suara PNA hilang diakibatkan pelanggaran dikarenakan intimidasi dan manipulasi suara.
Hal itu diungkapkan Irwansyah, Ketua Umum Partai Nasional Aceh [PNA] melalui siaran pers yang dikirimkan kepada Wartawan, Sabtu (12/04/2014)
Irwansyah menyebutkan Korban utama dari kekerasan, pelanggaran dan kecurangan ini adalah Partai Nasional Aceh.
Kondisi itu menurutnya terjadi di wilayah Sabang, Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Lhok Seumawe, Bireuen, Aceh Timur, dan Kota Langsa. Begitu juga dengan kawasan pantai Barat Selatan seperti Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan Raya.
“Saat ini Data Center PNA terus menerima laporan dari saksi diseluruh TPS di Aceh, dan diperkirakan akan terus bertambah”lanjutnya.
Irwansyah menambahkan Sejak proses pembentukan partai hingga menjelang hari pemilihan, PNA senantiasa mendapat teror dan intimidasi dari partai yang berkuasa.
“Mulai pembunuhan pengurus dan para kader, penganiayaan, ancaman hingga perusakan harta benda yang membuat ruang gerak PNA sangat terbatas. Bahkan salah satu kader kami yang diculik sampai hari ini belum ditemukan”urainya.
Di basis-basis Partai yang berkuasa, Irwansyah menyebutkan lebih 80% saksi dari PNA tidak bisa bekerja secara maksimal. Bahkan ratusan diantaranya mengundurkan diri karena berbagai ancaman.
“ Intimidasi juga dilakukan kepada masyarakat dan para pemilih agar memilih partai yang berkuasa, sehingga masyarakat tidak bisa menentukan pilihan lainnya”ujarnya.