Pemadaman listrik secara bergilir yang dilakukan oleh pihak PLN dalam beberapa pekan terakhir telah menyebabkan kerugian besar ditengah-tengah masyarakat Aceh, kerugian tersebut diantaranya disebabkan oleh rusaknya sejumlah fasilitas elektronik milik masyarakat.
Hal itu diungkapkan coordinator aksi gerakan masyrakat melawan gelap (gemerlap) Abdul Aziz dalam aksinya di Simpang Lima Banda Aceh, Selasa (11/03/2014).
Abdul Azizi menyebutkan tidak hanya elektronik yang rusak, beberapa waktu lalu juga terjadi kebakaran besar yang menghanguskan 18 rumah di Gampoeng beurawe Banda Aceh yang disebabkan oleh lilin. Aziz merincikan setidaknya dalam dua pecan pemadaman listrik yang dilakukan PLN telah menyebabkan kerugian hingga 1,4 Milyar khusus untuk warga kota Banda Aceh, dengan hitungan 9447 KK miskin harus mengeluarkan biaya 10 ribu permalam untuk membeli lilin.
“Kalau PLN tidak mampu sebaiknya pemerintah mengambil alih, pemerintah tidak komit untuk menindaklanjuti kekurangan listriuk di Aceh, apakah PLN hanya menginginkan keuntungan saja dari rakyat”lanjutnya.
Aziz menuding ulah PLN secara terang-terangan melakukan pemiskinan terhadap masyarakat Aceh, menurutnya kementrian BUMN harus bertanggungjawab terhadap kerugian yang dialami oleh masyarakat.
Pihaknya mendesak pemerintah untuk mengambil alih PLN jika tidak mampu memberikan jaminan listrik secara kepada masyarakat Aceh. Menurutnya percuma Aceh memiliki banyak sumber energi jika tidak mampu dimanfaatkan oleh pemerintah.
Menurutnya jika PLN tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk Aceh, pihaknya menyarankan agar listrik Aceh dikelola oleh pihak swasta.
Dalam aksinya tersebut pihak Gemerlap membawa satu unit CPU dan 1 Unit monitor computer yang diduga rusak akibat pemadaman lsitrik secara bergilir setiap harinya.