Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh melakukan aksi sosialisasi dan deklarasi pemilu damai di simpang lima Banda Aceh Kamis (06/02/2014).
Dalam aksinya mereka meminta kontestan pemilu di Aceh untuk menghentikan segala bentuk tindak kekerasan menjelang pemilu.
Koordinator aksi Teuku Rayyan menyebutkan sejumlah insiden kekerasan terjadi menjelang pemilu 9 April 2014, menurutnya masyarakat menginginkan pemilu 2014 berlangsung dengan damai, “Jika pelaksanaan pemilu tidak berlangsung damai maka pemimpin yang dihasilkanpun juga tidak akan lebih baik”ujar Rayyan saat berorasi.
Menurutnya pemerintah Aceh saat ini juga harus tanggap terhadap meningkatnya kekerasan di provinsi Aceh, karena menurutnya pemerintah Aceh saat ini adalah milik bagi seluruh rakyat Aceh, bukan lagi milik partai pengusung.
“Kami melakukan aksi ini agar didengar semua pihak agar kekerasan tidak terjadi lagi, karena sebagai rakyat Indonesia kami ingin pemilu damai”ujarnya.
Rayyan menambahkan selain menuntut pemilu damai, mahasiswa juga menolak golput dan mengajak masyarakat untuk ikut memilih pada pemilu mendatang.
BEM Unsyiah juga mendesak pemerintah Aceh beserta suluruh elemen politik untuk memberikan pendidikan politik yang bermartabat kepada masyarakat. Disamping itu BEM Unsyiah juga mengutuk keras penggunaan fasilitas Negara yang digunakan sebagai alat kampanye.
Rayyan menghimbau kepada kontestan pemilu untuk tetap menjaga hubungan antara sesama partai serta memberikan pendidikan politik kepada kadernya masing-masing, pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak memilih caleg yang melakukan intimidasi dan money politik.