Perdamaian Aceh yang terjadi pada tahun 2005 lalu adalah hikmah yang paling besar dirasakan masyarakat Aceh pasca musibah gempa dan tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.
Oleh sebab itu seluruh pemangku kepentingan dan elit yang berkuasa di provinsi Aceh diminta untuk mengambil hikmah dari tsunami itu dengan menjaga dan mengedepankan semangat perdamaian yang telah dicapai.
Anggota DPR RI Asal Aceh M Nasir Jamil berharap tidak ada lagi pihak yang berusaha mengoyak perdamaian yang telah dicapai ini dengan hanya mementingkan kepentingan-kepentingan kelompok atau kepentingan golongan, menurutnya jika itu terjadi maka akibatnya akan lebih dahsyat, yaitu terjadinya tsunami sosial dimasyarakat Aceh.
“ Saya khawatir tsunami sosial ini akan lebih parah daripada tsunami yang terjadi 2004 lalu, karena kalau semua pihak yang mementingkan kepentingan kelompok ini yang terjadi adalah tsunami sosial”ujarnya saat menghadiri tausiah dan doa bersama peringatan 9 tahun gempa dan tsunami di PWI Aceh.
Nasir mengatakan musibah yang melanda Aceh juga telah melahirkan sebuah kesetiakawanan, bukan hanya ditingkat lokal, nasional bahkan internasional.
Pada Kesemptana itu Nasir juga berharap agar pusat-pusat kajian tentang kebencanaan yang telah hadir di Aceh untuk dihidupkan kembali, harapannya pusat-pusat kajian itu bisa menjadi kiblat dari dunia internasional untuk belajar tentang bencana tsunami ke provinsi Aceh.
Selain itu Nasir beraharap agar pengetahuan tentang kebencanaan diperdalam dalam kurikulum sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
“ Kita harap pengetahuan tentang bencana bisa menjadi gaya hidup bagi masyarakat Aceh sehingga masyarakat selalu siap mengantisipasi dan menghadapi bencana kapan pun terjadi”pungkas politisi PKS yang akrab disapa Enje itu.