Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013 di kota Banda Aceh telah menunjukkan penurunan dibanding tahun lalu, yakni dari 506 kasus pada tahun 2012 menurun menjadi 222 kasus di tahun 2013.
Data ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dr Media Yuizar, Selasa (10/12/2013) di sela-sela acara Workshop Manajemen DBD berbasis lingkungan di Aula lantai IV, Gedung A Balaikota Banda Aceh.
Meskipun menurun, lanjut Media, angka ini masih berada dibawah standar yang ditetapkan nasional, yakni 55 sampai 60 kasus per 100 ribu penduduk.
“Artinya, idealnya kasus DBD di Banda Aceh yang jumah penduduk nya 250 ribu harus mampu kita tekan dibawah angka 150,” ujar Media.
Ditanya langkah-langkah apa saja yang mesti dilakukan, Media mengatakan salah satu cara yang paling tepat adalah mengubah perilaku masyarakat kota untuk lebih peduli dalam memberantas jentik nyamuk, karena tidak ada cara lain yang lebih tepat dalam membasmi penyakit DBD kecuali dengan memberantas jentik di rumah-rumah dan lingkungan masyarakat.
“Jadi sangat tergantung kepada kesadaran dan partisipasi masyarakat. Jentik ini banyak berkembang di bak-bak mandi, penampungan dispenser dan tempat-tempat lainnya yang tidak mungkin dijangkau oleh petugas seperti kamar-kamar rumah penduduk,” ujar Media lagi.
Senada dengan Media, Sekdakota Drs T Saifuddin TA M Si saat membuka Workshop juga mengatakatan, untuk memerangi penyakit demam berdarah dibutuhkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya agar ikut serta berperan secara aktif memerangi penyakit DBD di lingkungannya masing-masing.
Sebagai masyarakat yang bersyariat Islam, lanjutnya, warga kota hendaknya menjadikan upaya pencegahan DBD sebagai ibadah.
“Memerangi DBD merupakan ikhtiar dalam mencegah musibah, dengan demikian warga kota terhindar dari mara bahaya. Untuk itu, dibutuhkan pemahaman yang baik tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD ini sehingga salah satu strateginya adalah secara kontinue melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan DBD yang benar,” Ujar Saifuddin.
Katanya lagi, Pemerintah Kota dalam hal ini tidak berdiam diri membiarkan kasus DBD. Berbagai upaya telah dilakukan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit DBD yang telah dimulai pada tahun 2007 dengan melakukan Fogging Massal, Gotong royong, Pemeriksaan Jentik dan penyuluhan, yang disebut dengan slogan “BEBAS (bersih dan basmi) DBD.