Partai Aceh mengakui sangat dirugikan oleh ulah oknum kader partai yang melakukan intimidasi maupun kekerasan, partai Aceh berharap seluruh jajaran untuk memberikan pencerdasan politik kepada masyarakat, sehingga Partai Aceh kembali dipilih oleh masyarakat Aceh sebagaimana Pemilu 2009 silam, Berikut Wawancara reporter Kantor Berita Radio Antero Banda Aceh Salman Iqbal dengan Juru Bicara Partai Aceh Fachrul Razi.
Apa persiapan Partai Aceh menghadapi pemilu legislatif tahun 2014 ?
Kita menyadari bahwa banyak hal yang harus dievaluasi dan dipersiapkan baik diinternal partai Aceh, maupun kondisi objektif yang terjadi dimasyarakat Aceh hari ini, terjadinya proses dinamisasi yang luar biasa, kita tidak bisa menyamakan kondisi politik pada tahun 2014 mendatang dengan kondisi tahun 2009 yang lalu, tentu dibutuhkan suatu strategi yang jitu, suatu langkah politik untuk bisa menjadikan partai Aceh sebagai partai pemenang pemilu 2014 mendatang, oleh karena itu banyak hal yang kita lakukan, yang pertama kita lakukan konsolidasi diinternal partai, yang selama ini kita akui sejak pemilu 2009 lalu partai Aceh sedang mencari formulasi menjadi partai yang setidaknya menjadi partai yang kuat baik diparlemen maupun eksekutif, dan tentunya amanah rakyat dengan menangnya partai Aceh pada pemilu legislatif tahun 2009 dan pemilu kepala daerah tahun 2012, tentu ini menjadi beban dan amanah yang berat,dan ini adalah tantangan dan peluang dengan penguasaan eksekutif dan legislatif, tentunya secara potensi dengan penguasaan partai aceh yang manyoritas ini baik memberikan potensi bagi partai aceh untuk bertahan di tahun 2014, dan tentunya pada 2014 partai Aceh ingin meningkatkan jumlah suara dan kursi di parlemen.
Apa yang sudah dilakukan oleh Partai Aceh ?
Beberapa hal telah kita lakukan, tindakan-tindakan politik dan strategi politik sudah kita rancang, salah satunya konsolidasi dan training-training partai, termasuk evaluasi bagi kader-kader yang memang tidak bisa diusung lagi, artinya kita tetap merekrut kader-kader potensial untuk memenangkan 2014, kemudian upaya pendidikan politik kepada masyarakat dan yang terakhir kita sebagai partai mengontrol pemerintahan yang manyoritas dari partai Aceh, agar kinerja yang mereka lakukan itu baik, karena itu akan berdampak bagi partai, kalau kinerja mereka kurang memuaskan itu juga akan berdampak negatif kepada partai Aceh, tapi dengan kontrol yang terus kita lakukan, kinerja mereka terus kita pantau agar eksekutif yang dari partai Aceh dan legislatif diparlemen bisa memberikan prestasi yang membanggakan, sehingga 2014 kita tidak mengalami kesulitan yang berat untuk menjadi pemenang.
Pada Pemilu 2014 peserta pemilu tidak sebanyak 2009, sehingga persaingan akan semakin ketat, bagaimana partai Aceh melihat ini?
Kita melihat ada tiga pola yang terjadi di pemilu 2014 yang berbeda dengan pemilu2009, yang pertama pertarungan pada 2009 hanya mengarahkan kepada partai politik nasional yang memiliki dana yang cukup besar, dukungan nasional yang cukup kuat dan orientasi kepentingan nasional yang cukup besar, sedangkan pada tahun 2014 ini, kita melihat adanya persaingan dari partai lokal, yang pertama adanya partai politik yang merupakan transformasi dari kelompok independen yang bisa dibilang kalah pada pertarungan pemilihan eksekutif tahun 2012 lalu, mereka kemudian berubah membentuk partai politik, ini harus kita pertimbangkan secara serius, kemudian ada juga partai lokal lainnya yang kita lihat sangat seirus, selain itu kita perlu memberikan pencerdasan dan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga mereka tau kondisi politik hari ini, kita terus berupaya untuk mencari sebanyak-banyaknya dukungan pada pemilu 2014 mendatang.
Bagaimana dengan pemilu secara nasional, apakah partai Aceh sudah memutuskan mendukung partai nasional mana untuk pemilihan DPR RI?
Pada dasarnya kita belum memutuskan siapa partai nasional yang kita dukung, belum ada keputusan dalam rapat-rapat resmi partai Aceh, walaupun memang beredar pernyataan-pernyataan dari kader partai bahwa kita berafiliasi dengan salah satu partai, tapi perlu kita klarifikasi, memang benar kita mendukung salah satu partai tapi untuk level DPR RI, tidak untuk DPRA dan DPRK, jadi tidak bisa mereka mengklaim bahwa partai nasional itu sama dengan partai Aceh, ini perlu kita klarifikasi, berkaitan dengan strategi kita untuk mendukung calon yang akan kita perjuangkan untuk DPR RI, kita juga membuka peluang untuk partai nasional lainnya untuk kita dukung untuk ke DPR RI, karena nanti ditingkat nasional, predikksi kita pemerintahan akan berasal dari multi partai sehingga kita tidak bisa mendukung satu partai saja, walaupun ada satu partai yang kuat dukungan kita, itu sah-sah saja.
Pertimbangannya ? mendukung partai tertentu!
Karena lima tahun ini kita merasa banyak kerugian dengan anggota DPR RI dan DPD RI yang tidak memperjuangkan hak-hak konstitusi dan hak-hak politik masyarakat Aceh, sehingga pada 2014 ini kita merasa ada kebutuhan untuk menempatkan kader-kader dipusat sana yang serius memperjuangkan hak-hak politik rakyat Aceh, karena lima tahun kebelakangan ini tidak kepentingan dari rakyat Aceh yang betul-betul diperjuangkan.
Berapa target kursi partai Aceh, khususnya DPRA pada pemiu 2014?
Target tetap 60 persen dari total jumlah kursi, kita ingin menunjukkan kepada masyarakat Aceh, nasional, dan internasional, karena dalam sejumlah teori politik partai yang didirikan oleh kelompok revolisioner itu tetap bertahan di angka 40 persen minimal, pengalaman pasca konfilk ini dinegara manapun bagi partai-partai yang didirikan oleh kelompok revolisoner, nah dalam pemilu selanjutnya kita melihat kecendrungan dari kekuatan partai Aceh bisa meningkat 60 persen minimal , ini yang harus kita jaga supaya partai Aceh dari 48 persen suara pada pemilu yang lalu, bisa meningkat minimal 60 persen, kalau target maksimal kenapa tidak kita bisa merebut sampai 90 persen .
Kecendrungan suara partai Aceh naik dari pemilu legislatif 2009 kepada pemilu eksekutif 2012 lalu ?
Secara persentase memang partai Aceh pada tahun 2009 memperoleh sekitar 48 persen suara , sedangkan di 2012 kita targetnya 50 persen, dan akhirnya kita peroleh 58 persen, itu prestasi bagi kita, walaupun kita banyak dapat laporan kalau kader kita di legislatif kurang memuaskan tapi di hari H ternyata masyarakat masih mendukung kita sehingga memperoleh suara hingga 58 persen, belum lagi kita juga menguasai 60 persen bupati/walikota seluruh Aceh, ini politik real walaupun selama ini banyak yang mengatakan partai Aceh akan mengalami penurunan suara, tapi itu tidak bisa diukur dengan asumsi-asumsi yang tidak punya data, karena kalau kami lihat dilapangan prestasi partai Aceh secara kuantitas meningkat dan di 2014 kita harus bertahan diangkat 60 persen, dan kita berupaya untuk meningkatkan ke angka yang lebih besar, dan ini banyak hal yang harus kita lakukan, baik itu evaluasi, baik itu startegi yang lebih efektif dan pola-pola komunikasi politik yang memberikan pencerdasan kepada masyarakat.
Bagaimana dengan intimidasi yang terjadi yang kemudian diketahui dilakukan oleh kader partai Aceh?
Tentunya dewan pimpinan aceh (DPA) partai Aceh melalui tuha peut kita selalu mengingatkan agar- sama-sama menjaga perdamaian di 2014 mendatang, agar semua kader PA menjaga perdamaian dan kententraman, tidak mudah terpeprovokasi dengan hal-hal yang bisa mengakibatkan tidak stabilnya politik di Aceh, ini tentunya harus diikuti sampai ketingkat gampong, kita berharap semua kader partai Aceh bisa menjaga proses demokrasi 2014 ini agar berjalan dengan baik. Nah adanya tudingan yang menyatakan kader partai Aceh melakukan intimidasi, maka kita berikan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian agar bisa memproses secara hukum, kalau terbukti silahkan di proses,tapi partai Aceh secara tegas mengatakan bahwa partai Aceh sama sekali tidak mentolerir intimidasi-intimidasi dan kekerasan yang legal dan direncankaan oleh partai, kita tidak lakukan itu, kalau ada oknum yang lakukan intimidasi maka silahkan dia diproses secara pribadi atau oknum dan tidak bisa disalahkan partai, karena tidak ada intruksi, tidak ada program partai untuk melakukan seperti itu, karena kenapa? pola-pola seperti itu bukan bertambah jumlah suara kita malahan berkurang dukungan masyarakat, sebenarnya kita partai dirugikan dengan hal-hal seperti itu, yang kita lakukan seharsnya adalah komunikasi yang baik , melakukan pencerdasan politik, upaya-upaya yang lebih simpatik, dan mencoba menghindari hal-hal yang mengarah kepada intimidasi dan kekerasan.
Upaya yang dilakukan Partai Aceh sendiri ?
Ya karena partai Aceh juga banyak kadernya yang diintimidasi dan kekerasan oleh pihak yang tidak senang, contohnya banyak bendera dan atribut-atribut kita yang hilang, jadi kita lihat sekarang ini adalah bukan hanya partai Aceh yang melakukan kekerasan, tapi kita juga korban, sehingga kita berharap agar semua pihak menilai ini secara obektif dan proporsional, tidak melihat secara parsial bahwa partai Aceh ini aktor kekerasan, karena kita juga terus melakukan gerakan cinta damai untuk menghadapi pemilu 2014 mendatang.
Yang terakhir , apa himbauan kepada kader partai Aceh?
Yang pertama ada amanah dari pimpinan partai Aceh yang disampaikan pada Milad 4 Desember lalu bahwa kita wajib bersatu dan memperkuat kekompakan dan kebersamaan dan bersatu, jangan terpecah belah, harus bisa memperkuat partai aceh untuk 2014, kemudian kepada jajaran didaerah untuk memberikan pendidikan politik yang lebih cerdas dan meyakinkan masyaraka dengan program yang sesuai dengan MoU Helsinki dan UUPA yang selama ini terus diperjuangkan, dan terakhir kita menghimbau agar tidak melakukan intimidasi dan kekerasan dan jangan terpeprovokasi, serahkan kepada pihak kemanan untuk menegakkan hukum di Aceh.