Kegiatan pembangunan Aceh dibawah kepemimpinan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf diharapkan tidak sampai merusak lingkungan dan ekosistem, yang justru akan berdampak negatif kepada masyarakat Aceh itu sendiri.
Hal demikian diungkapkan Pemangku Wali Nanggroe Aceh Malek Mahmud Al-Haytar pada acara Musyawarah Daerah Majelis Adat Aceh (MAA) di Banda Aceh, Kamis (07/11/2013).
Malek menyebutkan kegiatan pembangunan harus dilakukan perencanaan dengan cukup teliti sehingga tidak berdampak pada rusaknya ekosistem yang merupakan salah satu nilai kekayaan Aceh, Malek menilai pentingnya bagi masyarakat Aceh menjaga kelestarian lingkungan yang akan diwariskan kepada anak cucu generasi Aceh masa mendatang.
“Saya sendiri sebagai pecinta alam punya cita-cita untuk menyelamatkan ekosistem Aceh, jangan sampai atas nama pembangunan ekosistem kita terganggu, oleh karena itu pembangunan hars teliti sehingga tidakmerugikan kekayaan Aceh yang ada ”Ujar Malek.
Malek Mahmud menambahkan selain lingkungan, pada awal masa kerjanya Wali Nanggroe juga akan membantu untuk menguatkan dinul Islam generasi Aceh, serta membina adat kabudayaan Aceh.
Malek juga siap memberikan masukan, saran dan kritikan terhadap pemerintah Aceh dalam membangun Aceh pada semua bidang.
“Saya akan memberikan masukan kepada pemerintah Aceh terkait dengan masalah bagaimana seharusnya membangun Aceh”ujarnya.