Pedagang Kaki Lima (PKL) meminta klarifikasi dari Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’adudin Djamal terkait pengerahan aparat bersenjata saat dilakukannya penggusuran terhadap pedagang kaki lima, khususnya PKL di jalan Chik Pante Kulu.
Hal itu disampaikan salah seorang PKL, Ayah Papua saat melakukan pertemuan dengan Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’adudin DJamal, Selasa (29/10/2013).
Ayah Papua mengatakan cara pemerintah kota Banda Aceh melakukan penggusuran PKL sudah seperti pengejaran terhadap pelaku teroris, PKL digusur pagi-pagi buta sebelum para pedagang datang ke lokasi berjualan, penggusuran ikut mengerahkan TNI/polri bersenjata. Ayah Papua berharap para pedagang PKL ini dilakukan pembinaan bukan penggusuran.
“Kami bukan pemberontak, bukan teroris, tapi apa yang dilakukan oleh tim menggusur kami sudah semacam pengepungan teroris, jadi tolong sampaikan kepada Sekda, jangan ada lagi tim seperti ini melanggar aturan”lanjutnya.
Sementara itu PKL lainnya Zainal menyayangkan tuduhan Kepala Satpol PP-WH Banda Aceh bahwa PKL mencuri arus listrik, PKL menurutnya akan menuntut Kasatpol PP-WH Banda Aceh yang telah mengeluarkan pernyataan tersebut pada salah satu media lokal di Banda Aceh.
Menanggapi hal itu Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan pihaknya akan mengevaluasi kembali terkait pengerahan aparat bersenjata saat penggusuran PKL, Illiza beralasan pengerahan aparat tersebut dilakukan bukan untuk menakut-nakuti para pedagang, melainkan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara itu terkait desakan pencopotan Kasatpol PP-WH kota Banda Aceh Rita Puji Astuti, Illiza menyebutkan Kasatpol PP-WH tidak bisa disalahkan karena yang bersangkutan menjalankan tugas sesuai dengan yang diperintahkan oleh Pemerintah yaitu menegakkan peraturan daerah (Perda).