Sejumlah pedagang mengaku tidak mampu menyewa Pasar-pasar yang sudah disediakan oleh pemerintah kota Banda Aceh karena terlalu mahal, sehingga tidak sesuai dengan dagangan yang mereka jual.
Salah seorang pedagang yang menolak digusur, Musafir mengaku sudah berjualan di Kaki lima jalan Chik Pante Kulu selama 24 tahun , ia mengakui sebelum digusur ada pemberitahuan dari Pemko Banda Aceh, namun tidak jelas mereka direlokasi kemana. Ia bersikukuh akan tetap berjualan dilokasi yang sama meskipun harus berhadapan dengan pihak kemanan.
“Ini tidak jelas direlokasi kemana, solusinya kami tetap jualan, kalau tidak kami makan apa, rebut-ributlah, pasar yang disediakan nggak sanggup kita sewa”ujar pedagang salak itu.
Sementara itu pedagang lainnya Usman Syarifin mengatakan Harusnya Pemko Banda Aceh belajar dari Jokowi saat menertibkan PKL di kota Solo sebelum dia menjabat sebagai gubernur Jakarta, pemerintah harus betul-betul punya solusi yang mampu disanggupi oleh pedagang kaki lima, pihaknya mengaku tidak sanggup menyewa pasar Aceh atau pasar lainnya.
“Kalau memang kami sanggup sewa dari dulu kami sudah pindah, tapi kami tidak sanggup sewa pasar Aceh itu, terlalu mahal”lanjut pedagang bahan antik itu.
Usman menambahkan pihaknya sementara tetap akan mencari cara untuk berjualan dilokasi tersebut, karena hingga kini belum ada tempat lain yang bisa mereka tempati, mereka berharap agar Pemko Banda Aceh mencarikan solusi bagi pedagang kaki lima yang rata-rata sudah berjualan puluhan tahun dilokasi itu.