Gubernur Aceh, Zaini Abdullah mengusulkan 23 nominasi untuk para budayawan Aceh, padahal sebelumnya panitia hanya menyediakan dua tempat untuk anugerah bergengsi pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) 2013, yang rencananya akan dilaksanakan pada 20-29 September mendatang dan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) .
Dengan kebijakan tersebut diharapkan akan muncul setidaknya satu sosok untuk setiap Kabupaten/Kota, yang wajib dipertanggungjawabkan kredibilitasnya oleh Kabupaten/Kota pengusul. Langkah tersebut diambil Gubernur untuk merangsang kembali kreativitas para budayawan Aceh dan mengangkat budaya Aceh di mata dunia.
Hal tersebut disampaikan Adami Umar, Kadis kebudayaan Aceh pada rapat persiapan PKA di gedung Serbaguna, kantor Gubernur Aceh, Rabu (21/8).
Rapat yang dipimpin T. Said Mustafa Asisten bidang Keistimewaan Aceh, Ekonomi dan Pembangunan, turut hadir perwakilan dari SKPA, Even Organizer (EO), serta perwakilan Kabupaten/Kota.
Perbedaan dengan PKA sebelumnya juga tampak pada larangan transaksi jual beli. kebijakan tersebut diambil agar pengunjung fokus menikmati PKA tahun ini, “Namun panitia telah menyediakan tempat bagi Pedagang di luar area taman ratu safiatuddin, yang terletak antara mesjid Oman dan taman Ratu Safiatuddin,” ujar Adami.
Tahun ini, Panitia akan menyebar rangkain kegiatan PKA di beberapa lokasi, seperti Taman Putroe Phang, Taman Budaya, Lapangan Tugu Darussalam, gedung Sultan Selim, Anjong Mon Mata, gedung Dayan Dawood, Meusium Aceh, lapangan Blang Padang, Krueng Aceh dan beberapa tempat lainnya.
“Diharapkan dengan menyebar lokasi kegiatan PKA, dapat mengurangi kemacetan di sekitar Taman Safiatuddin,” ujar Kadis Kebudayaan Aceh.
Untuk menarik minat pengunjung baik lokal, nasional maupun internasional PKA 2013 akan diisi dengan beragam kegiatan dan atraksi budaya, di antaranya pawai budaya, pameran, temu budaya yang merupakan substansi PKA 2013, seminar budaya Aceh serta aneka lomba.
Sedangkan untuk Gebyar seni berdasarkan hasil rembuk dengan Kabupaten/kota, masing-masing daerah menampilkan kesenian khas daerahnya. Antara lain, Tari Saman, Zikir Maulid, seni ukir Aceh, seni teater rakyat, festival Rebana, Seudati, seni suara, tarian penyambut tamu (Ranub Lampuan), permainan rakyat, atraksi budaya (perayaan adat perkawinan dalam masyarakat Aceh), perayaan busana adat, serta merangkai sirih.
Khusus untuk seminar budaya Aceh, akan dipusatkan di Anjong Mon Mata dan Sultan Selim II, dengan beberapa judul antara lain, Implementasi Budaya Aceh dalam Bidang Pendidikan, Harmonisasi Dinul Islam dalam Rangka Harmonisasi Pariwisata Aceh, Budaya Aceh di Era Modern, Nilai Perjuangan Pahlawan Tgk. Chik Ditiro, Aceh dalam Jaringan Internasional di Era Kesultanan.
Stand-stand PKA 2013 juga akan diisi oleh perwakilan dari Negara tetangga, Malaysia, BUMN, Perbankan, 10 Perusahaan yang berada di bawah SKK Migas telah mendaftarkan diri.
Tema PKA kali ini, yang sudah mendapat persetujuan Gub, Aceh Satu bersama dan Sub tema: Aceh satu dalam sejarah dan Aceh satu dalam Budaya.
Adami juga melaporkan hal-hal yang mendesak, antara lain, dibutuhkan MCK minimal 10 unit, baik mobile maupun permanen, ambulan, kerjasama dengan PLN terhadap jaminan ketersediaan listrik, partisipasi SKPA dan Bupati/ Walkot untuk membantu promosi dan dukungan polisi untuk pengamanan.