Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan masih ada kerikil-kerikil yang berpotensi mengganggu dan merusak perdamaian Aceh yang sudah berjalan baik selama 8 tahun.
Hal demikian dikatakan Zaini Abdullah dalam sambutannya pada peringatan 8 tahun penandatanganan kesepakatan damai atau MoU Helsinki, di halaman Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Kamis (15/08/2013).
Zaini mengatakan Gangguan dimaksud bisa berasal dari dua sumber, masing-masing dari substansi perdamaian yang disepakati, dan dari komitmen menjalankan perdamaian itu sendiri. Zaini mengakui selama delapan tahun proses perdamaian Aceh berlangsung, muncul berbagai dinamika yang menghadirkan perbedaan persepsi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh. Namun menurutnya dinamika tidak sampai menganggu perdamaian.
“kami mengajak semua pihak untuk mempertahankan perdamaian yang sudah kita capai ini, karena dinamika yang terjadi sesungguhnya untuk mematangkan perdamaian ini”lanjutnya.
Zaini menambahkan dari substansi perdamaian belum semua butir –butir MoU Helsinki telah berjalan di Aceh. Pemerintah Aceh berharap agar pemerintah pusat secepatnya merealisasikan butir-butir perdamaian tersebut.
Selain itu menurut Zaini , kedua belah pihak harus memiliki yang sama untuk tetap menjaga perdamaian Aceh.
Pada kesempatan itu Zaini juga mengatakan tanggal 15 Agustus akan diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kesepakatan Damai.
“ini Demi memperkuat perdamaian di hati sanubari seluruh rakyat Aceh, maka setiap tanggal 15 Agustus akan diperingati sebagai HARI KESEPAKATAN DAMAI”pungkasny