Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh mengaku sangat kecewa dengan tidak profesionalnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini.
Betapa tidak, pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini dipenuhi dengan banyaknya permasalahan, mulai dari jeleknya pelaksanaan UN pada tingkat SMA dan tidak serentaknya pengumuman kelulusan UN tingkat SMP.
Ketua PGRI Aceh Ramli Rasyid mengatakan PGRI Aceh sejak awal menolak Ujian Nasional sebagai standar kelulusan, hal itu dikarenakan oleh ketidaksiapan dari peserta ujian itu sendiri dan ketidaksiapan dari pemerintah, khususnya Kementrian Pendidikan.
Ia mencontohkan terjadi perbedaan yang cukup signifikan pada sarana dan prasarana belajar di kota-kota besar dengan di pedalaman, Selain itu kompetensi guru antara sekolah di perkotaan dan pedesaan juga sangat jauh berbeda.
“kami guru dan PGRI sangat kecewa, kenapa Kementrian Pendidikan bisa tidak professional dalam melaksanakan even nasional ini, mulai dari tidak beresnya UN SMA sampai pada ada SMP yang belum pengumuman UN hingga hari ini”lanjutnya.
Ramli menambahkan pihaknya juga menyesalkan belum adanya hasil Ujian Nasional di beberapa sekolah SMP di Aceh, hal itu akan menghambat siswa untuk masuk ke SMA disebabkan belum adanya nilai Ujian Nasional SMP, “nah ini sudah menjadi keresahan dari sebagian orang tua siswa-siswi kita, karena mereka mau mendaftarkan anak-anaknya tapi belum ada hasil UN”lanjutnya lagi.
PGRI meminta kepada pemerintah untuk segera menghapus Ujian Nasional, kemudian kepada pemerintah Aceh Ramli berpesan agar meningkatkan kompetensi guru sehingga menghasilkan siswa yang berkualitas.
Namun demikian Ramli mengatakan, boleh Ujian Nasional dilanjutkan jika lulusan UN juga menjadi standar masuk perguruan tinggi.
Seperti diberitakan sebelumnya provinsi Aceh mendapatkan peringkat pertama dengan kelulusan UN SMA/sederajat terburuk di Indonesia, sedangkan untuk tingkat SMP/sederajat provinsi Aceh juga masuk dalam 10 besar terburuk kelulusannya.