Banjir yang melanda sejumlah wilyah Aceh dalam beberapa pekan terakhir harus mendapat perhatian serius dari Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten kota diseluruh Aceh.
Beberapa Kabupaten yang kerap dilanda banjir seperti Bireuen, Aceh Barat Daya, Nagan Raya, Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Tengah.
Direktur eksekutif Walhi Aceh TM Zulfikar mengatakan selain hujan deras sebagai pemicu banjir, kerusakan hutan dan lingkungan di wilayah hulu juga menjadi faktor penyebab utama terjadinya banjir besar di beberapa wilayah tersebut. Selain itu menurutnya Salah satu penyebab terjadinya banjir di Aceh tidak konsistennya upaya konservasi hutan dan DAS yang dilakukan baik oleh masyarakat itu sendiri maupun Pemerintah Daerah. Termasuk penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh yang masih mengabaikan upaya terbaik dalam pengelolaan ekosistem dan DAS.
“beberapa waktu lalu banjir besar melanda di enam wilayah Aceh, kita ingin apa upaya pemerintah daerah, apa yang sudah dilakukan agar ini tidak terus berulang”lanjutnya.
Zulfikar menambahkan Bencana yang terjadi secara beruntun di Aceh justru diakibatkan penggunaan tata ruang yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan, sehingga menyebabkan akumulasi kerusakan yang terjadi terus menerus dan menyebabkan terjadinya bencana.
Menurut zulfikar seharusnya penyusunan RTRW Aceh penting untuk melakukan pendekatan pada pengelolaan ekosistem, Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Bencana.
Menurutnya lagi, Saat ini hampir seluruh wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di Aceh telah mengalami kerusakan yang sangat parah yang diakibatkan oleh banyak factor, Diantaranya masih maraknya berbagai aksi perambahan hutan dan penebangan kayu secara ilegal. Konversi lahan baik untuk kepentingan perkebunan skala besar maupun pertambangan, baik tambang skala kecil seperti galian C maupun pertambangan besar yang sangat ekstraktif.