Bahasa Aceh dikhawatirkan akan hilang dengan sendirinya dikalangan masyarakat Aceh, hal itu disebabkan oleh mulai adanya ke engganan dari masyarakat Aceh sendiri untuk menggunakan Bahasa Aceh.
Hal itu dikatakan ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)Aceh pada dialog pemuda Adat di kota Banda Aceh, Senin 15 April 2013.
Ihsanuddin mengatakan generasi Aceh mulai meninggalkan identitasnya, khususnya bahasa Aceh, menurut Ihsan seharusnya generasi Aceh bangga berbahasa Aceh, kalau tidak ia khawatir bahasa Aceh akan menjadi kenangan di Aceh sendiri. Ihsan mengakui mulai ada dibeberapa tempat di Aceh khususnya lingkungan kampus, penggunaan bahasa Aceh dinilai kampungan dan kolot.
“seharusnya kita bangga bisa berbahasa Aceh, karena artinya kita sudah mengusai satu bahasa lagi yaitu bahasa aceh, saya juga tidak faham dari mana awalnya sehingga generasi sekarang mulai enggan menggunakan bahasa aceh, saya fikir ini perlu dimulai lagi dari keluarga, sehingga bahasa aceh tidak menjadi kenangan di aceh sendiri”lanjutnya.
Hal yang sama dikatakan Husna perwakilan dari Aisyiyah Aceh, menurut Husna agar bahasa Aceh tidak hilang dan tidak menjadi asing di Aceh sendiri harus dimulai dari keluarga, orang tua diharap untuk tidak malu mengajarkan anak-anaknya untuk berbahasa Aceh, “jadi ini harus dimulai dari keluarga, orang tua harus ajarkan anak-naknya bahasa Aceh”lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil ketu MAA Arahman kaoy mengatakan tidak seharusnya generasi Aceh malu menggunakan bahasa Aceh karena bahasa Aceh lebih muda dan lebih singkat dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di dunia, “harus kita ketahui bersama bahasa Aceh adalah bahasa yang paling singkat dan padat, contoh, bahasa Indonesia Air kelapa, kalau bahasa Aceh i u, kalau bahasa Indonesia mau kemana, bahasa Aceh ho jak, dan lainnya”lanjutnya lagi.