Kesempatan perempuan untuk menembus legislatif pada pemilu tahun 2014 di prediksikan masih sangat sulit.
Hal itu disebabkan masih banyaknya hambatan yang dihadapi calon-clon legislatif dari kalangan perempuan, baik di internal partai maupun di lingkungan masyarakat.
Demikian dikatakan anggota majelis politik balai syura ureung inong Aceh Ani Darliani pada pelatihan peningkatakan kapasitas politik perempuan aceh di Banda Aceh.
Ani mengatakan di internal partai, caleg perempuan sulit bersaing dengan caleg laki-laki, terutama pada penetapan nomor urut caleg maupun daerah pemilihan, selain itu menurutnya perempuan juga tidak mendapatkan posisi-posisi strategis di partai politik sehingga tidak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan.
“tujuannya kita ingin meningkatkan persentase perempuan di legislatif, karena mereka masih sulit bersaing terutama di internal partainya”lanjutnya.
Ani menambahkan hambatan yang dihadapi caleg perempuan dimasyarakat adalah masih berkembangnya budaya patriarki, dimana masih ada pihak yang menganggap perempuan tidak boleh jadi pemimpin, sehingga perempuan pun enggan untuk memilih calon perempuan.
Ani mengakui pihaknya juga akan melakukan lobi-lobi dengan partai politik agar benar-benar serius mencalonkan calon legislatif dari kalangan perempuan, karena pihaknya menilai selama ini partai politik menempatkan 30 persen calon perempuan hanya untuk memenuhi administrasi KPU atau KIP saja.
Sementara itu anggota majelis politik balai syura ureung inong Aceh lainnya, riswati mengatakan pelatihan tersebut di ikuti oleh caleg perempuan dari 7 partai politik, masing-masing Partai Aceh, Partai Nasional Aceh, Demokrat, PAN, Golkar, Nasdem dan Gerindra.
Menurutnya sebagian besar peserta merupakan calon legislatif yang gagal pada pemilu tahun 2009.