Pihak DPR Aceh belum memastikan akan ada penambahan anggaran untuk menunjang kegiatan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh. Pihak Dewan mengaku akan melakukan evaluasi menyuluruh terhadap pengurus KONI Aceh terkait prestasi yang diraih atlet PON 2012 lalu yang jauh dari target yang diimpikan Pemerintah.
Wakil Ketua DPRA Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Anggaran, Amir Helmi mengatakan setelah melakukan pemanggilan terhadap para pengurus KONI Aceh untuk menjelaskan penggunaan anggaran pembinaan atlet PON tahun ini yang mencapai Rp 43,5 miliar, tapi prestasi yang diraih pada PON XVIII di Pekanbaru, Riau hanyalah menghasilkan 3 emas, 5 perak, dan 18 perunggu.
“terus terang kita kecewa, raihan medali para atlet Aceh diluar harapan dan target. besaran dana yang digelontorkan oleh Pemerintah Aceh ke KONI tidak seimbang dengan prestasi yang ditunjukkan. KONI sebagai induk olahraga yang menaungi Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang-cabang olahraga kita nilai hari ini gagal memperlihatkan fungsi pembinaannya,”
Amir Helmi menambahkan kedepan pihaknya juga berencana untuk tidak lagi menggelontorkan dana yang besar kepada KONI Aceh, namun akan dianggarkan langsung kepada Pengurus Provinsi (pengprov) tiap-tiap cabang olahraga yang ada di Aceh. Hal itu diyakini akan lebih mengefisienkan anggaran untuk pembinaan atlet dimasa yang akan datang.
Sementara Wakil Ketua Komisi E DPRA Aceh Safwan Yusuf meminta agar pengurus KONI untuk berbesar hati dan sesegera mungkin mengevaluasi dirinya sendiri terkait dengan hasil yang diperlihatkan atlet-atlet Aceh pada PON di Riau. Pihaknya juga meminta Pengprov cabang olahraga yang gagal meraih medali juga untuk melakukan pembinaan yang lebih baik kedepan.
“Jika memang tidak sanggup mengurus, berikanlah kesempatan kepada orang lain. Kita punya cita-cita yang sama untuk menciptakan prestasi atlet dan mampu meraih banyak medali pada smeua ajang perlombaan. Pembinaan harus lebih baik kedepannya”
Safwan meminta kepada Tim Pengawas KONI Aceh dan Pemerintah Aceh segera melakukan evaluasi dan mengganti pengurus yang sudah tidak serius lagi mengurus KONI Aceh. Menurutnya, pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana pembinaan atlet tersebut yang selama ini mereka belanjakan harus mampu dijelaskan secara rinci dan tepat. (im)