Kapolda Aceh Irjen Polisi Iskandar Hasan menawarkan kepada Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial dan Satpol PP agar anak punk dibawa ke pusat pendidikan di Seulawah, Aceh Besar untuk dibina kembali. Kapolda mengatakan anak punk yang jumlahnya diperkirakan mencapai seratus orang itu harus dikembalikan ke jalan yang benar dengan pendidikan yang layak di Pusdik Polisi.
“Kita adakan pendekatan dengan mereka (anak punk) lalu kita akan koordinasi dengan Dinas Sosial dan Satpol PP untuk mengembalikan mereka sebagaia manusia yang normal, mudah-mudahan dengan begini mereka tidak berkembang,” katanya.
Kapolda menambahkan polisi akan terus memback up setiap operasi Satpol PP dalam rangka penertiban anak punk, selain itu Kapolda juga mengingatkan kepada orang tua sebagai kontrol utama terhadap anaknya.
Sementara itu Kasatpol PP dan WH Provinsi Aceh, Marzuki mengatakan kebanyakan dari anak punk yang berkembang di Banda Aceh adalah pendatang dari Medan, Sumatera Utara. Pada Minggu (6/2) malam lalu Satpol PP Aceh setidaknya mengamankan 25 orang anak punk yang nongkrong disejumlah sudut kota Banda Aceh.
“Beberapa orang yang kita tangkap itu anak-anak Medan, dan sebagian anak kita yang masih duduk dibangku sekolah tetapi tidak sekolah lagi,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya akibat dari operasi penertiban anak punk di kota Banda Aceh akhir pekan lalu, anak punk mulai melakukan perlawanan, setidaknya satu anggota Satpol PP-WH, Selasa (8/2) malam lalu terluka setelah dibacok oleh anak-anak yang diduga berasal dari kalangan anak punk.