Puluhan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh menggelar aksi damai awal pekan ini. Mereka menilai implementasi Syariat Islam di Aceh masih dibalut dengan berbagai praktek maksiat.
Salah seorang pengurus HMI Cabang Banda Aceh, Aiyub Bustamam menyatakan dalam aksi yang merupakan refleksi 64 tahun HMI itu, aktivis HMI Cabang Banda Aceh secara umum memandang kondisi sosial bangsa ini sedang dalam keadaan mundur dan memprihatinkan.
“Praktik ketidakadilan merajalela di kalangan pemegang kekuasaan. Ideologi Pancasila dikerdilkan, kekuasaan tidak bermoral. Demokrasi menjadi mimpi belaka bagi rakyat dan negara,” katanya.
Aiyub menambahkan tak ubahnya di Aceh yang dikenal dengan sosial keislamannya. Ini hanya tinggal kenangan. Harapan akan kehidupan Islami dengan menjalankan Syariat Islam yang kaffah, tanpa terasa telah hilang.
“Indikatornya sangat jelas. Simak saja pemberitaan media massa yang nyaris setiap harinya masyarakat dicekoki pemberitaan narkoba, pembunuhan, khalwat, korupsi hingga prostitusi. Jika mau jujur, presentase setiap tahunnya pun punya tren meningkat,” jelasnya.
Sejurus dengan itu, kata Aiyub, Pemerintah Aceh diminta untuk benar-benar serius dalam pembenahan penerapan Syariat Islam ini. “Berhentilah membuat WH menjadi kelinci percobaan,” katanya.
Aan salah seorang pengurus HMI lainnya mengaku selain mengusung isu Syariat Islam, massa HMI juga menyoroti pelaksanaan demokrasi lima tahunan yang sebentar lagi akan digelar. Pengalaman Pilkada 2006, kata Ayub, penuh dengan nuansa intimidasi yang secara langsung telah mencederai hak-hak demokrasi setiap rakyat Aceh.
“Itulah sebabnya, HMI mendesak Pemerintah Aceh segera membenahi demokrasi dan Syariat Islam di Aceh secara kongkrit, jangan sampai kejahatan terorganisir menguasai seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat,” katanya.
Aan menambahkan saat ini pun, demokrasi di Aceh justru semakin tak jelas. Semua elit politik berbicara kepentingan kelompok, bukan mengenai kesejahteraan rakyat. Negeri ini semakin mirip dengan negeri dongeng, yang kemakmuranya hanya ada dalam cerita.