Belasan abang becak yang berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar melakukan unjuk rasa di kantor Dinas Sosial Provinsi guna meminta kejelasan tentang buku BPKB becak hibah dari Menkokesara RI yang disalurkan tahun 2006 silam.
Belasan abang becak bersama becaknya memasuki halaman Dinas Sosial memaksa diri untuk bertemu dengan kepala dinas, namun pada saat mereka diterima oleh Humas Dinas Sosial Burhanuddin. Sempat terjadi adu mulut dari kedua pihak.
Belasan masa tersebut mendesak dinas sosial mengeluarkan buku BPKB becak hibah dari dinas sosial yang telah lima tahun belum juga diserahkan kepenerima becak hibah.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Provinsi Aceh, Samsul Raden mengatakan, pada tahun 2006 silam, kementerian sosial RI telah memberikan hibah 500 unit becak kepada masyarakat korban Tsunami seluruh Aceh, dan tender pengadaan becak tersebut dimenangkan oleh perusahaan PT Wahana yang beralamat di Jakarta.
“Sudah lima tahun kami menunggu STNK dan BPKB, bahkan kami sudah sering melakukan dengan audensi dan janji-janji pihak dinsos, ketika kami kembali hari ini penjelasannya masih sama seperti dulu, katanya masih dalam pengurusan, tetapi ketika kami ke Dirlantas mereka masih menunggu informasi dari dinsos,” ujarnya.
Samsul Raden menambahkan PT Wahana tersebut menyerahkan 500 unit becak kepada Dinas Sosial untuk dibagikan kepada penerima yang namanya telah diajukan oleh organisasi becak seluruh Aceh. Namun penyerahan itu tidak dibarengi dengan surat lengkap kendaraan.
Menurut Samsul, PT Wahana telah menyerahkan dana untuk pengurusan kelengkapan becak, sehingga tidak wajar jika BPKB belum selesai dengan jangka waktu lima tahun.
“Kami menilai dana untuk pengurusan kelengkapan BPKB telah dimainkan oleh pihak dinas sosial, dan kami terus memperjuankan itu serta akan membawa massa lebih banyak lagi,” demikian Samsul Raden.
Pemerintah diminta segera menyelesaikan permasalahan tersebut, agar nasib limaratusan awak becak di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar menjadi jelas.