Salah satu Perguruan Tinggi Islam Negeri IAIN Ar Raniry Banda Aceh yang sempat terkena bencana gempa dan tsunami pada 2004 lalu, Selasa (19/10) resmi dilakukan pembangunan kembali. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Rektor IAIN Ar Raniry, Farid Wajdi Ibrahim di Kampus tersebut.
Farid menyebutkan pembangunan gedung baru IAIN Ar Raniry itu akan selesai hingga akhir 2012 nanti, ia juga meminta maaf atas keterlambatan pembangunan gedung tersebut.
Pihak IDB dikatakanya sudah membuat kontrak dengan IAIN selama lima tahun yang terhitung sejak 2007 hingga 2011. Namun proses kontrak pembangunan gedung dan penunjukan pemenang lelang yang dikirimkan IAIN ke IDB di Jeddah baru memutuskan dalam minggu ini.
“Meski demikian kita tetap berharap pada pertengahan tahun 2012 mendatang aktivitas belajar mengajar mahasiswa dan civitas akademika IAIN Ar Raniry sudah bisa dipusatkan di sini lagi,” ungkapnya.
Menurut Farid, Kampus itu dibangun dengan dana pinjaman luar negeri dari Islamic Devopment Bank (IDB) melalui Pemerintah Pusat sebesar Rp340 milyar dan bangunannya akan dibangun bertaraf internasional.
Rektor IAIN itu berharap agar kelak bangunan yang megah itu dapat diimbangi dengan ilmu yang tinggi pula serta IAIN Ar Raniry bisa menjadi pusat riset agama Islam dunia.
Sebelumnya sejumlah mahasiswa telah mempertanyakan telatnya pembangunan gedung baru yang didanai Islamic Development Bank (IDB) sebesar Rp 390 miliar itu. Mahasiswa mengaku kesusahan saat harus belajar secara terpencar akibat rehabilitasi dan rekontruksi gedung baru itu. (im)