Puluhan Warga dari Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, Rabu sore bertandang ke kantor Gubernur Aceh. Mereka diterima oleh Wakil Gubernur, Muhammad Nazar. Masyarakat mendesak Gubernur dan Wagub guna mengaktifkan kembali PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) yang selama ini telah mati suri.
Sofyan Hanafiah, Ketua Asosiasi Keuchik Dewantara mengatakan Pemerintah Aceh perlu mengupayakan PT AAF tersebut segera beroperasi, karena menurutnya biaya perbaikan pabrik itu diperkirakan hanya mencapai Rp 210 miliar. Gubernur dan Wagub harus mendesak Pemerintah Pusat untuk segera menunjuk investor atau memberikan modal untuk menghidupkan PT AAF kembali.
“Kami terkejut ketika ada wacana yang berkembang jika seluruh asset PT AAF akan dijual dan PT AAf akan ditutup, telah berkali – kali kami datang ke Bupati, namun belum juga menemukan titik temu yang jelas terkait nasib PT AAF kedepan” ungkapnya.
Sofyan menambahkan setelah beberapa tahun ditutup karena tak ada bahan baku gas, sejumlah staf dan karyawan AAF menganggur dan beralih profesi. Bahkan, atas kesepakatan bersama PT AAF dijual kepada pengusaha Cina senilai Rp 509,6 miliar.
Rencana likuidasi PT AAF sudah berlangsung sejak Agustus 2006 lalu karena operasional perusahaan tersebut sudah terhenti akibat ketiadaan gas sejak tahun 2003. Atas usaha keras semua pihak, akhirnya Kamis (6/8), telah ditandatangani MoU revitalisasi pabrik itu antara Johan Unggul dengan Gubernur Aceh yang turut disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Banda Aceh.
Selain itu, lanjut Marwan, Minggu (9/8), kedua pengusaha itu telah berkunjung ke PT AAF Kecamatan Dewantara di Krueng Geukueh, Aceh Utara untuk melakukan studi dan analisa penentuan jadwal operasional, namun hal itu belum terealisasi hingga saat ini.
Wakil Gubernur Muhammad Nazar menanggapi hal itu mengungkapkan bahwa PT AAF adalah salah satu pabrik besar yang ada di Aceh Utara dan sangat berpengaruh pada perkembangan perekonomian daerah itu. Maka usaha untuk menghidupkan PT AAF menjadi sangat penting.
“Saat ini ada 5 perusahaan besar yang harus dipertahankan di Aceh Utara, yakni PT AAF, PT PIM, PT Arun, Exxon Mobil dan Mobil Oil, Karena perusahaan tersebut mampu membangkitkan perekonomian daerah” ungkapnya.
Wagub melanjutkan, pihaknya akan segera menemui DPR RI dan Menteri dalam bulan ini untuk mempertanyakan dan mengaktifkan kembali PT AAF agar perekonomian Aceh kembali bangkit. (im)