Salaman Iqbal – Antero
Rector IAIN Ar – Raniry Banda Aceh, Farid Wajdi Ibrahim, membantah adanya intervensi dari pihak tertentu yang menyebabkan terhambatnya pembangunan kampus tersebut. Farid mengatakan saat ini pihak IAIN Ar – Raniry masih menunggu hasil keputusan pemenangan tender yang diikuti empat kontraktor yang keputusannya di sahkan di Jeddah Arab Saudi sebagai pusat dari Islamic Development Bank (IDB) .
Kontrak yang telah disepakati antara pihak IAIN dengan IDB sejak tahun 2007 untuk jangka waktu lima tahun atau hingga tahun 2012, sehingga pihak IAIN masih mempunyai waktu 2 tahun lebih untuk menyelesaikan pembangunan kampus. Apalagi kontraktor yang menang nantinya diperkirakan bisa menyelesaikan dalam waktu 18 bulan.
“Mereka masih meninjau, kita masih menungggu, tidak ada tekanan, dikatakan gagal juga salah, kita masih punya waktu hingga tahun 2012,” katanya.
Selama proses pembangunan IAIN, mahasiswa direlokasi ke beberapa tempat di Banda Aceh dan Aceh Besar, adapun lokasi yang ditempati semua fakultas adalah, Fakultas Syariah di STIES AMBA Lamgugop, Fakultas Tarbiyah di UNIDA-Surien, STIT Alue Naga, MAN Rukoh, Jelingke dan sebahagian lagi di Darussalam.
Untuk Fakultas Ushuluddin di Asrama Haji dan sebahagian lagi di STIES AMBA Lamgugop, Fakultas Dakwah berkantor serta ruang kuliahnya di SMU Adidarma Kp Laksana, Fakultas Adab ruang belajar dan aktivitas akademik di MIN Tungkop.