Mukhlis Mukhtar seorang Agri Bisnis Jamur tiram di desa Lamneuhen, Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar terus mengembangkan budidaya jamur tiram dalam skala besar. Bahkan budidaya yang dilakukannya telah menggunakan glumbung khusus.
Bisnis jamur tiram tersebut dimulainya sejak 3 tahun lalu, dengan modal sekitar 60 juta lebih, alasan dia membudidayakan jamur tiram itu adalah bahan bakunya yang mudah diperoleh serta perawatan yang tidak terlalu susah dibandingkan dengan budidaya jamur merang.
”Sudah 4 kali saya tes PNS tapi tak lewat-lewat, akhirnya saya menyadari kalau takdir saya bukan di PNS, dan saya membuka usaha sendiri sejak 3 tahun lalu”
Sarjana tehnik pertanian tersebut mengaku tertarik pada budidaya jamur karena bisnis itu tidak membutuhkan keahlian khusus, namun hanya bermodalkan niat dan kerajinan saja.
“komposisinya itu ampas kayu, kapur, dan air yang digunakan selama masa pembibitan hingga masa panennya”
Mukhlis menceritakan awal dia menggeluti usaha tersebut setelah dirinya putus kontrak dengan sebuah NGO Internasional, dan ia dibantu oleh BRR dalam permodalan awal yakni pada proses pengepakan jamur.
Diatas lahan 10 x 40 meter itu ia mempekerjakan sekitar 5 orang pekerja dan mampu meproduksi 20 hingga 30 kg/hari, yang dijualnya Rp 5.000 hingga Rp20.000/kg.
Jamur tiram tersebut telah dijual di sekitar Kota Banda Aceh dan Aceh Besar hingga ke Aceh Barat, jamur ini juga sudah disediakan di toko-toko dengan paket dan ukuran khusus.
http://radioantero.net/savedeposit/audio/feb 10/100226_fikri_Budidaya Jamur Tiram.mp3
Author: Rizal Fikri
Positon: Reporter