Sebanyak 42 mahasiswa Mesir asal Aceh yang tergabung dalam kloter ke-II tiba di Bandara Sulthan Iskandar Muda Blang Bintang sabtu malam.
Ketua Posko Ikatan Alumni Timur Tengah Aceh (IKAT), M Fadhilah mengatakan sebanyak 47 orang mahasiswa Mesir saat ini ada di Jakarta. Namun, hanya 42 orang yang akan dipulangkan melalui bandara SIM. Sisanya akan turun di bandara Polonia Medan.
“Kendala yang terjadi kemungkinan karena terbatasnya pesawat atau terbatasnya izin pendaratan. Berhubung seluruh negara juga melakukan penjemputan bagi warga negaranya dari Mesir. Setiap tahap juga diseleksi penumpangnya untuk dipulangkan,” ujarnya.
Fadhilah menambahkan, kepulangan mahasiswa asal Aceh kali ini merupakan tahap yang kedua. Sedangkan pemulangan tahap ketiga direncanakan akan berlangsung pada Minggu. Akan tetapi, hal tersebut belum bisa dipastikan disebabkan adanya hambatan yang terjadi.
Dikabarkan, kata Fadhilah, ada sekitar 289 orang Aceh lagi yang masih berada di Mesir. Mereka nantinya akan dievakuasi pada tahap ketiga. Semoga semuanya bisa dievakuasi dalam waktu dekat.
Sementara itu Yusri Noval salah seorang pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah Aceh (IKAT) menyatakan dirinya sempat berkomunikasi dengan pelajar Aceh di Mesir tadi pagi. Dikabarkan bahwa kondisi Mesir kian memanas, pasca munculnya kelompok pro dan kontra Presiden Mesir, Hosni Mubarak.
“Mesir sudah sangat mencekam, karena ada kubu pro dan kontra. Akibatnya, seluruh aktivitas mati. Pasokan makanan juga sulit didapati. Jika pun dapat, harganya melambung tinggi berlipat ganda,” pungkasnya.
Menurut Yusri, Alhamdulillah orang Aceh jauh dari wilayah pergolakan masyarakat Mesir. Saat ini, orang Aceh berada di Hayyu ‘Asyir (kawasan Nasrh City). Mereka kesulitan mendapat bahan makanan. Toko-toko tutup semua, kalaupun ada makanan, harganya selangit.
Ia berharap, kondisi di Mesir cepat membaik. Selain itu, diharapkan kepada Pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi warga negaranya di Mesir, khususnya dari Aceh. (im)