Meuligoe dan Kantor Wali Nanggroe Aceh dibangun di atas tanah seluas 12 hektar bekas Islamic Center Banda Aceh dan Aceh Besar yang berada dikawasan Lampeuneurut, Aceh Besar. Pembangunannya ditandai dengan peletakan batu pertama oleh mantan petinggi GAM, Malik Mahmud dan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Kamis siang.
Dalam sambutannya, Irwandi Yusuf mengatakan dalam menjalankan perannya sebagai simbol adat sudah sewajarnya wali nanggroe mendapatkan fasilitas yang memadai seperti kantor dan meuligoe untuk melayani pelaksanaan kehidupan adat Aceh. Irwandi menegaskan Wali Nanggroe hanya bertugas mengurus kehidupan adat saja sementara urusan politik tetap di jalankan oleh legislate dan eksekutif, sehingga terlihat jelas pemisahan dan pembagian kekuasaan antara gGubernur dengan Wali Nanggroe.
“Kita mengaku tugas wali nanggroe tidaklah mudah, wali naggroe bukanlah seorang yang duduk manis melihat kondisi acehtetapi ia harus berbuat jika ada maslah disekitar masyarakat aceh”
Irwandi menambahkan Wali Nanggroe nantinya haruslah orang yang benar – benar mengenal Aceh secara lengkap, karena di Aceh hidup berbagai komunitas dengan adat dan budaya yang beragam yang harus diketahui oleh orang yang akan ditunjuk sebagai Wali Nanggroe.
Sementara itu Kepala Biro Pembangunan Pemerintah Aceh, mengatakan dilokasi tersebut dibangun Kantor Wali Nanggroe dan Meuligoe Wali, untuk kantor akan dimanfaatkan gedung bekas Islamic Center yang belum siap dibangun, sedangkan untuk Meuligoe akan dimulai dari awal.
“Insyaallah kita akan lanjutkan pembangunan islamic center ini untuk kantor Wali Nanggroe, oleh karena itu peletakan batu pertama bersebelahan dengan Meuligoe Wali Nanggroe, jadi berdekatan antara kantor dengan Meligoe Wali Nanggroe,” katanya.
Acara peletakan batu pertama pembangunan Wali Nanggroe dihadiri oleh seribuan masyarakat Aceh, terlihat hadir sejumlah petinggi KPA dan petinggi Partai Aceh, sementara dilokasi acara juga dipasang sejumlah bendera Partai Aceh. (im)