Pertumbuhan Ekonomi Aceh Sangat Lambat

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh menyatakan pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa minyak dan gas triwulan I tahun 2016 melambat yakni menjadi 3,96 persen dari 4,11 persen.

“Perlambatan ekonomi tersebut akibat adanya penurunan pada sektor pertanian dan pertambangan,” kata Kepala BPS Aceh, Hermanto di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan perlambatan ekonomi tanpa migas Y-on-Y tersebut juga dipengaruhi oleh penurunan ekspor di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

“Artinya, agar ekonomi Aceh dapat terus tumbuh maka perlu mengembalikan suasana pertanian seperti tahun 2015 dan meningkatkan nilai serta volume ekspor,” katanya.

Sementara pertumbuhan ekonomi Aceh dengan Migas triwulan I 2016 dibanding dengan triwulan I tahun 2015 (Y-on-Y) tumbuh sebesar 3,66 persen atau lebih baik dari periode yang sama tahun 2015 yang turun 1,93 persen.

Ia menyebutkan perekonomian Aceh triwulan I tahun 2016 yang diukur berdasarkan produk domestik bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp32,97 triliun atau sebesar 2,44 miliar dolar Amerika Serikat.

Sementara PDRB tanpa minyak dan gas adalah sebesar Rp31,82 triliun atau sebesar Rp2,35 miliar Amerika serikat.

Pihaknya menyarankan agar Pemerintah Aceh dapat terus meningkatkan nilai dan volume ekspor serta membuka lapangan usaha diberbagai sektor terutama sektor pertanian dalam upaya meningkatkan pertumbuhan positif di masa mendatang. (Antara)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads