Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Banda Aceh meminta penyelesaian masalah air bersih di kota Banda Aceh harus dilakukan secara terpadu dan saling koodinasi dengan instansi terkait.
Hal demikian disampaikan Ketua Komisi B DPRK Banda Aceh Sabri Badrudin disela-sela rapat dengan PDAM Tirta Daroy, Dinas PU dan Bappeda Kota Banda Aceh, Senin (25/04).
Sabri Badrudin menyebutkan persoalan utama PDAM adalah warisan masalah masa lalu. Ia menyebutkan pasca tsunami kota Banda Aceh mendapatkan banyak bantuan disektor air bersih, namun bantuan-bantuan tersebut tidak saling koordinasi sehingga saling tumpang tindih.
Menurut Sabri solusi dari permasalahan air di Banda Aceh harus dilakukan melalui system zonaisasi. Pihaknya mendorong agar Pemko Banda Aceh segera melaksanakan zonaisasi.
“Maka solusinya adalah dengan system zonaisasi sehingga setiap zona ada reservoir sendiri. Targetnya empat zona, dengan zona ini, kalau satu zona bermaslaah zona lain nggak terganggu, kalau hari ini, bermasalah disatu tempat maka semua bermasalah,”ujarnya.
Sabri berharap PDAM dan Bappeda Kota Banda Aceh untuk melakukan inventarisir persoalan dan segera merencakan serta menuntaskannya. Pihaknya berharap persoalan air bersih bisa tuntas dalam tiga tahun kedepan.
Ditempat yang sama Direktur PDAM Tirta Daroy Banda Aceh Teuku Aiyub kembali meminta masyarakat untuk bersabar menunggu perbaikan-perbaikan yang terus dilakukan pihaknya, apalagi saat ini sedang ada sejumlah proyek besar di Banda Aceh yang juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya air bersih ke masyarakat.
Disamping itu menurut Aiyub seringnya mati listrik juga menjadi penghambat. ”Kemudian ada masyarakat yang menggunakan mesin, sehingga warga yang diujung pipa harus menunggu hingga malam, kemudian tarif yang sangat rendah, sehingga orang punya uang bisa pakai air suka hati,”ujarnya.