Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan Pemerintah Aceh dan kabupaten kota bertekad untuk menghidupkan penerbangan lokal dengan adanya dukungan penuh dari Kementerian Perhubungan dan BUMN.
“Kami percaya Bapak Presiden dan Menteri Perhubungan tetap akan memberikan dukungannya untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas enam bandara lainnya di Aceh,” katanya di Redelong, Bener Meriah, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan di sela-sela peresmian Bandara Rembele Bener Meriah oleh Presiden Joko Widodo.
Ada pun keenam bandara tersebut adalah Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Bandara Maimun Saleh di Sabang, Bandara Lasikin di Simeulue dan Bandara Senubung di Gayo Lues.
Selanjutnya Bandara Cut Nyak Dhien di Nagan Raya dan Bandara Cut Ali di Aceh Selatan.
Menurut dia dengan selesainya pengembangan seluruh bandara tersebut, maka jaringan transportasi udara Aceh semakin baik.
Bandara Rembele, Provinsi Aceh merupakan bandara yang menghubungkan daerah wisata dataran tinggi Gayo.
Pengembangan fasilitas Bandara Rembele telah dimulai sejak 2014 hingga 2015 baik pada sisi udara maupun sisi darat.
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan perpanjangan landasan dari semula 30 x 1.400 meter menjadi 30 x 2.250 meter.
Selain itu telah dilakukan juga perluasan apron dari 80 meter x 106 meter menjadi 95 meter x 150 meter, pelapisan landasan pacu dan taxiway.
Pada sisi darat, pengembangan yang dilakukan di antaranya, perluasan terminal dari semula 400 meter persegi menjadi 1.000 meter persegi dan juga mempercantik tampilan interior terminal.
Perluasan terminal bandara tersebut diproyeksikan mampu menampung 200.000 penumpang pertahun.
Bandara Rembele yang saat ini hanya mampu didarati oleh pesawat sebesar Fokker 50 atau CN 235 dan dengan pengembangan fasilitas tersebut, Bandara Rembele akan mampu didarati pesawat Boeing 737-series.
Bandara Rembele terletak di Gampong Bale Atu, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh dengan ketinggian di perbukitan sekitar 1.400 meter dari permukaan laut. (Antara)