Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Penyelamat Marwah Aceh mengecam peserta kontes Putri Indonesia yang mengatasnamakan Aceh.
Kecaman tersebut disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Selasa. Demonstrasi di bawah terik matahari tersebut diikuti 20-an pengunjuk rasa.
Dalam aksi tersebut, massa mahasiswa mengusung karton bertuliskan “Miss Indonesia Pembodohan Budaya Aceh”, “Jaga Marwah Rakyat Aceh”, Tolak Miss Indonesia” dan lainnya.
Aksi di bundaran padat lalu lintas tersebut tidak mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian. Polisi hanya terlihat duduk di sudut pertokoan di sekitar bundaran tersebut.
Heri Safrijal, koordinator lapangan unjuk rasa, dalam pernyataan sikapnya menyatakan ada peserta kontes kecantikan itu atas nama Flavia Celly yang mengaku mewakili Aceh.
“Peserta ini tidak pernah meminta izin dari masyarakat Aceh. Apalagi kontes ini tidak menghargai Islam dan budaya Aceh. Kami mengecam peserta yang mengaku dari Aceh dan menolak kontes ini diselenggarakan,” kata dia.
Oleh karena itu, kata dia, mahasiswa Aceh yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Penyelamat Marwah Aceh penyelenggara Miss Indonesia agar tidak mencoreng Aceh dengan menerima peserta yang mengaku mewakili Aceh dan tidak berpakaian Islami.
“Kami juga menuntut Pemerintah Aceh melayangkan surat protes kepada penyelenggara Miss Indonesia. Kontes Miss Indonesia ini harus ditolak,” kata Heri Safrijal menegaskan.
Ia juga mengingatkan Pemerintah Aceh tidak tidur dan diam. Pemerintah Aceh harus tegas terhadap praktik-praktik yang menghina Aceh di luar Aceh.
“Pemerintah Aceh wajib menjaga nama baik Aceh, bukan membiarkan hal yang sama terus berulang. Kami mengingatkan agar masalah ini cukup yang terakhir. Jangan sampai masalah serupa terulang di masa mendatang,” kata Heri Safrijal.
Unjuk rasa tersebut sempat mendapat perhatian pengguna jalan yang lalu lalang di Bundaran Simpang Lima. Setelah satu jam lebih berorasi, massa pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib.(Antara)