Utusan Khusus Untuk Mediasi Perdamaian Asia dan Asia Tengah, Kementrian Luar Negeri Finlandia, Lars Backstrom didampingi Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Paivi Hiltunen-Toivio bertemu dengan Gubernur Aceh H Zaini Abdullah.
Pertemuan Gubernur Aceh dengan Duta Besar Finlandia tersebut di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu ikut membahas perkembangan Aceh 10 tahun pasca perdamaian MoU Helsinki.
“Kami datang ke sini khusus untuk melihat langsung bagaimana perkembangan proses damai di Aceh 10 tahun Pasca penandatangan MoU Helsinki” kata Lars Backtrom di Banda Aceh.
Lars Bakcstrom sangat mengapresiasi perdamaian yang dicapai antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Indonesia guna menghentikan konflik berkepanjangan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
“Saya lihat perdamaian Aceh sudah berjalan dengan baik, tentu banyak hal yang harus terus dibenahi Pemerintah Aceh untuk menjadikan perdamaian yang kekal,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Aceh H Zaini Abdullah mengatakan, banyak perubahan terjadi di Aceh 10 tahun pasca perdamaian yakni Aceh sekarang sudah aman dan masyarakat hidup dengan tentram.
“Pemerintah Aceh mendapatkan kemudahan seperti otonomi khusus dan Kita harus mengelola dana tersebut dengan baik, jika tidak tepat sasaran tentu akan merugikan masyarakat dan Pemerintah,” katanya.
Terkait dengan perkembangan ekonomi, Gubernur mengatakan Pemerintah terus berupaya mengundang investor ke Aceh dan meningkatkan sektor pariwisata terutama di kawasan Sabang.
Dalam kesempatan tesebut, Lars Backstrom juga sempat menanyakan pelaksaaan Syariat Islam dan peranan perempuan di Aceh kepada Gubernur Zaini Abdullah.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Zaini menjelaskan bahwa penerapan Syariat Islam di Aceh hanya diperuntukan untuk Muslim dan Islam di Aceh tidak radikal. Gubernur juga menegaskan, tidak ada diskriminasi terhadap perempuan di Aceh.
“Perempuan sangat dihormati di Aceh dan sangat berperan dalam berbagai aspek, kita juga memiliki wali kota perempuan di Banda Aceh,” katanya.(Antara)