Pertumbuhan perekonomian Aceh yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa Migas pada triwulan III 2010 ini kembali mengalami perlambatan, pertumbuhannya menurun dan lebih rendah dibanding triwulan II.
Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan Migas pada triwulan III 2010 mencapai angka 2,06 persen dan pertumbuhan ekonomi tanpa Migas sebesar 2,26 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, Syech Suhaimi mengatakan salah satu penyebabnya melambatnya pertumbuhan ekonomi tanpa Migas karena di sektor pertanian terjadi penurunan produksi yang dihasilkan seiring dengan berakhirnya musim panen, padahal di sektor ini sangat berperan memberikan kontribusinya.
“Kondisi triwulan III sedikit meningkat jika dengan perhitungan Migas, dimana pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2010 sebesar 1,89 persen sedangkan perhitungan tanpa Migas sedikit mengalami perlambatan dimana pada triwulan II pertumbuhan mencapai 2,32 persen,” katanya.
Suhaimi menambahkan capaian kinerja perekonomian Aceh selama sembilan bulan (tiga triwulan) dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara kumulatif (c-to-c). Pertumbuhan ekonomi Aceh selama tiga triwulan tahun 2010 cukup menggembirakan yaitu tumbuh sebesar 3,05 persen dengan perhitungan Migas. Sedangkan tanpa memperhitungkan migas ekonomi Aceh tumbuh sebesar 5,33 persen.
Struktur perekonomian Aceh pada triwulan III 2010, secara umum tidak terjadi pergeseran bila dibandingkan dengan triwulan II. Sektor paling tinggi kontribusinya terhadap pembentukan PDRB dengan Migas maupun tanpa Migas pada triwulan III adalah sektor pertanian, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang signifikan jika dimasukkan unsur Migas.
Sementara itu, nilai PDRB dengan Migas Aceh atas dasar harga berlaku pada triwulan III 2010 mencapai Rp 19,77 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan yang sama sebesar Rp 8,46 triliun. Nilai PDRB tanpa Migas atas harga berlaku pada triwulan yang sama sebesar Rp 16,77 triliun dan berdasarkan harga konstan sebesar Rp 7,38 triliun. (im)