Tarif Dokter Pengaruhi Inflasi Aceh

Kelompok kesehatan memberikan andil paling tinggi terhadap terjadinya inflasi di kota Banda Aceh pada bulan Oktober 2015.  Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat inflasi kota Banda Aceh bulan Oktober 2015 sebesar 0,10 persen.

Sementara dua kota pemantau inflasi lainnya masing-masing Lhokseumawe dan kota Meulaboh masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,36 persen dan 0,05 persen, sehingga secara agregat inflasi provinsi Aceh pada bulan Oktober 2015 sebesar 0,17 persen.

Kepala BPS Aceh Hermanto mengatakan kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 1 persen, disusul kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,50 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen.

Ia menyebutkan subkelompok yang menyumbang inflasi pada kelompok kesehatan antara lain jasa perawat jasmani yang mengalami inflasi sebesar 4,89 persen dan jasa kesehatan sebesar 2,18 persen. Selain itu diakuinya ada kenaikan jasa dokter spesialis yang mencapai 7 persen lebih.

”Pengaruh cuaca yang mengganggu kesehatan masyarakat, kemudian tarif dokternya juga naik,”ujarnya.

Hermanto menambahkan sejumlah komoditas di kota Banda Aceh yang juga mengalami kenaikan harga pada bulan Oktober antara lain udang basah, jeruk dan angkutan udara. Sementara untuk komoditas yang mengalami  penurunan harga pada bulan Oktober 2015 antara lain daging ayam, telur ayam dan daging sapi.

Ia menyebutkan laju inflasi tahun kelender hingga oktober 2015 untuk kota Banda Aceh sebesar 0,55 persen, kota Lhokseumawe sebesar 0,77 persen dan kota Meulaboh sebesar 0,19 persen. Sementara untuk Aceh sebesar 0,49 persen. Inflasi year onyear oktober 2015 terhadap Oktober 2014 untuk kota Banda Aceh sebesar 4,01 persen, kota Lhokseumawe 4,38 persen dan kota Meulaboh sebesar 2,07 persen, sementara untuk Aeh sebesar 3,87 persen.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads