Puluhan mahasiswa FKIP Unsyiah melakukan unjuk rasa di Dinas Pendidikan Aceh pada Kamis pagi, mereka menentang hasil penelitian yang dilakukan Tim Koordinasi Pembangunan Pendidikan Aceh (TKP2A) yang menyatakan guru sudah berlebih di Aceh.
Karena hasil penelitian tersebut sangat berbeda dengan apa yang terjadi dilapangan, khusunya di daerah terpencil yang masih ditemukan sekolah kekurangan guru.
Koordinator aksi, Safrudin mengatakan hasil penelitian TKP2A tidak boleh menjadi alasan Pemerintah Aceh untuk membuat kebijakan berkaitan dengan pengurangan guru seperti yang direkomendasi kan oleh MPD, untuk itu pihaknya juga mendesak MPD di bubarkan karena tidak memberikan kontribusi bagi pendidikan Aceh.
“Yang dilakukan oleh MPD Anjing dan TKP2A Babi, mereka tidak pernah turun kelapangan untuk melihat langsung kondisi di daerah, data di buat di meja lalu dikeluarkan rekomendasi kekurangan guru di Aceh,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Baktiar Ishak, mengatakan hasil penelitian yang dilakukan oleh TKP2A harus dilihat dari sisi positifnya, karena dengan hasil penelitian tersebut bisa dilihat jumlah guru sebenarnya, karena pasca penelitian tersebut Dinas Pendidikan Provinsi telah memerintahkan Dinas Kabupaten Kota untuk mengecek kebenarannya.
“Penelitian ini akan membuktikan kebenaran keberadaan guru, jadi ini penting, jika pun penelitian ini salah maka telah terbuka tabir terhadap data guru, karena selama ini kita khawatir data dari kabupaten kota salah, dan dengan penelitian ini kita telah perintahkan kabupaten kota untuk mendata dengan benar” kata Baktiar.
Baktiar juga meminta mahasiswa FKIP untuk tidak khawatir tidak menjadi guru, karena sampai dengan tahun 2015 akan ada 5 ribu orang guru yang masuk masa pensiun. (im)