Bunga KUR Diharapkan Turun Jadi 9%

Kementerian Koperasi dan UKM mendorong agar bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa turun lagi.  Pertimbangannya  56,7 juta unit  usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di Indonesia dipercaya akan mampu menjadi penopang perekonomian nasional di tengah kelesuan ekonomi global.

“Kami usulkan pada 2016, bunga KUR khusus di sektor mikro bisa turun lagi menjadi 9%,” ujar Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop UKM, Braman Setyo Kamis (03/09/2015).

Dikatakan Braman, tahun ini bunga KUR dipatok 12% setelah turun siginifikan dari tahun sebelumnya yakni 22%. Bila usulan ini diterima, tak hanya mampu mendorong ketahanan eknonomi nasional, namun juga dipercaya akan mampu memenuhikebijakan Kemenkop UKMagar sebanyak 1 juta usaha mikro kecil (UMK) bisa “naik kelas”.

“Targetnya di akhir 2016 jumlah UMK bisa mencapai 800 ribu unit usaha dari sebelumnya hanya 602 ribu,” ujar Braman dalam sambutannya di acara Temu Mitra UMK Naik Kelas di Hotel Mercure Surabaya. Ia menjelaskan usaha mikro diharapkan mampu berkembang dan berkembang menjadi usaha kecil. Sementara usaha kecil bisa naik kelas menjadi usaha menengah dan seterusnya.

Sejauh ini, per 3 September 2015, dana KUR yang sudah tersalurkan ke masyarakat mencapai  Rp450 miliar, semenjak diluncurkan pada 18 Agustus lalu.

Total target Rp30 triliun dana KUR harus sudah bisa  terserap. “Penyaluran KUR cukup cepat, dan kami sudah amanahkan tiga bank yakni BRI, BNI dan Mandiri untuk bisa menyalurkan KUR ke sektor UMKM,” ujar Braman yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Perum Jamkrindo ini.

Di sisi lain ia menerangkan, perlambatan ekonomi global yang dipicu oleh akan dinaikkannya tingkat suku bunga The Fed, mendorong berbagai negara dunia melakukan berbagai kebijakan bersifat moneter dan fiskal. Kemenkop UKM sendiri sejauh ini tengah melakukan pemantauan pengaruh pelemahan rupiah terhadap pelaku UMKM. Diperkirakan rata-rata UMKM yang menggunakan bahan baku impor omsetnya menurun hingga 15%.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads