Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal berharap agar disetiap gampong memiliki fasilitas bermain yang memadai bagi anak-anak.
Pemerintah kota Banda Aceh sendiri diakui walikota sedang melakukan revitalisasi terhadap taman-taman bermain bagi anak seperti Taman Sari (Bustanil Salatin) dan Taman Putroe Phang.
Hal demikian diungkapkan walikota disela-sela peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2015 tingkat kota Banda Aceh di halaman balai kota Banda Aceh, Minggu (30/08). Sejumlah kreatifitas anak ditampilkan pada kegiatan tersebut.
Illiza mengatakan penyediaan fasilitas bermain serta fasilitas lain seperti fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan terhadap anak dalam rangka menuju Banda Aceh sebagai kota layak anak.
Illiza mencontohkan dari sisi pendidikan, sebagai kota layak anak, mengedepankan kekerasan dalam mendidik anak sangat dilarang.
“Insyaallah kita sedang menuju kota layak anak dari, dari sisi pendidikannya kita tidak mengedepannyakan kekerasan, tapi dengan kasih sayang,”lanjutnya.
Illiza mengingatkan para orang tua untuk tidak menjauhi kekerasan terhadap anak, karena menurut Illiza tidak ada anak yang bodoh dan nakal, yang ada adalah anak yang punya karakter. Ia menyebutkan karakter itulah yang menjadi modal awal untuk mendidik anak agar menjadi generasi terbaik dimasa yang akan datang.
“Semua itu adalah modal agar bagaimana generasi kedepan menjadi generasi yang benar-benar menjalankan hidupnya seperti yang Allah perintahkan dan sebagaimana yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw,”ujar Illiza.
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) diharapkan walikota bisa menjadi pesan bagi para orang bahwa pada dasarnya anak-anak suka bermain, dan saat bermain itulah mereka belajar.
“Maka hari ini kita ingin membangun suasana bermain bagi anak, karena ini adalah hari mereka, kita mengedepankan bagaimana anak ini bahagia, sekaligus ini pesan kepada para orang tua,”lanjutnya lagi.
Sementara itu Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana kota Banda Aceh Badrunnisa mengatakan untuk mewujudkan kota layak anak haru didukung oleh sejumlah indokator termasuk infrastruktur.
“Kemudian kita lihat saat ini masih banyak anak-anak kita mengendrai sepeda motor, padahal mereka belum cukup umur, ini tidak boleh sebenarnya ada di kota layak anak,”ujarnya.