Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) asal Gayo Bardan Sahidi menyesalkan masih kurangnya pemanfaatan pelabuhan-pelabuhan yang ada di provinsi Aceh untuk kegiatan ekspor-impor.
Padahal menurutnya saat ini di Aceh sendiri memiliki tiga pelabuhan besar masing-masing pelabuhan Malahayati Krueng raya, Pelabuhan Krueng Geukuh dan Pelabuhan Kuala Langsa.
Bardan mencontohkan, saat ini kopi asal Gayo hampir seluruhnya diekspor melalui Beulawan Sumatera Utara. Hal yang sama juga dialami dengan kakao dari Pidie Jaya.
Menurut Bardan, hal itu sangat merugikan Aceh dari berbagai hal baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun pendapatan asli daerah.
”Ini kita sayangkan karena banyak hasil bumi dari Aceh justru dipasarkan melalui Sumatera Utara, padahal kita punya tiga pelabuhan besar di sini, kalau begini terus, apa yang didapatkan oleh Aceh,”ujar Politisi PKS itu.
Bardan berharap ada perhatian serius dari pemerintah Aceh, pasalnya jarak antara gayo dengan Krueng geukuh hanya 45 menit perjalanan darat, sedangkan dengan menggunakan pelabuhan Beulawan membutuhkan waktu hingga dua hari. Belum lagi biaya yang dikelaurkan akan cukup tinggi.
Bardan berharap agar pemerintah Aceh segera memperbaiki infrastruktur jalan lintas tengah tenggara agar hasil bumi Aceh mudah untuk dibawa keluar Aceh, selain itu pemerintah Aceh juga berperan untuk mendorong para eksportir untuk memanfaatkan pelabuhan yang ada di Aceh.
Menurut Bardan, pemerintahan Zaini seharusnya lebih fokus kepada sektor-sektor unggulan daerah yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang banyak.