Sejumlah pasien Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) terkesan dibiarkan terlantar oleh pihak Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh, pasien – pasien rujukan dari rumah sakit daerah itu bahkan ada yang sudah 5 bulan tidak mendapat kepastian pengobatan.
Salah seorang pasien balita penderita hydrocephalus atas nama Muhammad Hidayat masih belum ada kepastian untuk tindak lanjut dari operasi yang Jdilakukan 27 juni lalu, sehingga keluarganya terpaksa menginap dirumah sakit sudah hamper 5 bulan lebih, untuk itu Tarmizi, orang tua dari Hidayat meminta kejelasan dari pihak rumah sakit, jika memang tidak bisa ditangani lagi,pihaknya memeinta dirujuk kembali ke rumah sakit Cut Meutia Lhokseumawe yang merupakan daerah asal pasien.
Sementara itu dua orang pasien cuci darah masing masing Muhammmad Ismail warga Simpang Mamplam dan Abdullah Ali juga sudah hampir 10 bulan menginap dirumah singgah RSUZA karena tidak punya biaya untuk pulang balik mengecek kesehatannya.
Ketua Lembaga Advokasi Buruh Nelayan (LABNA) Aceh, Zainudin Salam, mengatakan pihak rumah sakit harus member kepastian kepada pasien sehingga mereka tidak harus menunggu lama untuk menunggu waktu pengobatan, namun yang terjadi pasien – pasien itu terkesan diterlantarkan begitu saja.
“Kalau memang gak bisa ditangani lagi maka bilang aja tidak, atau rujuk kemana, tapi kenyataannya pihak rumah sakit tidak member kepastian apakah bisa disembuhkan atau tidak,” katanya.
Zainudin mencontohkan ada pasien atas nama M Zein Yusuf yang sudah 17 hari terlunta – lunta akubat tidak ada ruang menginap, pasien asal Idi Timur itu kini hanya menjalani perawatan seadanya di pelataran rumah sakit.
Zainuddin mengakui saat ini setidaknya ada 35 pasien yang diinapkan dirumah singgah RSUZA, namun labna hanya mampu menanggung biaya makan mereka dua kali sehari, untuk itu mereka sangat mengharapkan adanya kepedulian dari Pemerintah Aceh. (im)