Tim Bungong Aceh dari Universitas Gajah Mada (UGM) berhasil meraih juara pertama di festival “Open VI Bulgarian National Championship of Folklore-Euro Folk 2015” yang berlangsung di panggung Summer Theater di kota Veliko Tornovo, Bulgaria.
Berdasarkan informasi dari Pensosbud KBRI Sofia kepada Antara, Minggu (10/5/2015), tepuk tangan para penonton terdengar berkali-kali saat tim Bungong Aceh UGM mementaskan tarian Ratu Pukat dari Aceh.
Sinkronisasi gerak tari yang diperlihatkan pada tarian Ratoeh Pukat, membuat penonton kagum sebagaimana disampaikan sejumlah penonton. Iringan alat musik rebana dan saluang menambah unik tampilan tari tersebut.
Tari Ratoeh Pukat yang berasal dari Aceh ini mempunyai gerakan mirip tari saman. Namun, tari itu diakhiri dengan pembuatan jalinan benang oleh para penari hingga membentuk sebuah jala.
Tim juri memberikan sertifikat Golden Medal kategori campuran (mix Category) Folklore and Esamble kepada Tim tari ini. Dubes RI Sofia dan Ibu Lia B. Saptomo yang hadir pada kesempatan diminta panitia untuk tampil ke panggung menyerahkan sertifikat tersebut kepada tim Tim Bungong Aceh.
Tim Bungong Aceh sendiri terdiri dari 13 penari dan dua pemusik yang sebagian besar adalah mahasiswa semester enam Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Wilayah Universitas Gajahmada (Mada)
Tim terdiri dari Afina Madan, Ajeng Diannitari, Balqisa Farhani, Eva Rachmandani, Hikmatul Sayekti, Iga Putri Mawarni, Metri Wulandari, R.r. Dyah Kartika Ratnasari, Nisa Indah Sahati Cahyono, Shabrina Asmarani, Nur Fitri Lestari, Noor Aisyah Rany dengan didampingi dua pemusik yaitu Rudi Asman dan Aulia Nur.
Acara itu diikuti oleh sekitar 203 group dan 4300 penari/pemusik dari Bulgaria dan sejumlah negara antara lain Indonesia, Mexico, Moldova, Italia, Rumania, Armenia, Belarus dan Jerman.
Dubes menyatakan bahwa pemerintah RI berkomitmen untuk mempromosikan budaya Indonesia yang beraneka ragam. Indonesia adalah negara multi-culture society dengan lebih dari 300 etnis, dan Aceh adalah salah satunya.
Pemerintah berkewajiban untuk mempromosikan dan melestarikan berbagai budaya yang ada di Indonesia, sesuai dengan motto “Unity and Diversity” yang disepakati sejak kemerdekaan RI.
Pelatih Bungong Aceh, Aulia Nur, menjelaskan mengenai tari Ratoeh Pukat yang menggambarkan kehidupan masyarakat (nelayan) di pesisir Aceh yang bersama-sama membuat jala untuk menangkap ikan. Tarian ini juga berisi petuah hidup mengenai etika dan ajaran agama Islam.
Bagi sebagian besar anggota Tim Bungong Aceh, partisipasi mereka di Bulgaria ini adalah keikutsertaan pertama kalinya pada festival di luar negeri dengan harapan dapat menambah pengalaman para anggotanya.
Sementara itu ketua Tim Bungong Aceh Balqisa Farhani mengatakan, saat mengikuti parade masyarakat Veliko meneriaki nama “Indonesia” berkali-kali. Ternyata, tim dari Indonesia memiliki banyak fans di Veliko Tornovo, yang selalu menanti-nanti penampilan tim tari dari Indonesia.
Bulgaria merupakan salah satu negara di Eropa yang sangat perhatian terhadap pelestarian budaya, termasuk folklore. Hal ini pun diperlihatkan melalui penyelenggaraan berbagai festival tarian rakyat di berbagai kota di Bulgaria dan melalui saluran TV khusus.
Saat ini di Bulgaria terdapat empat saluran TV yang khusus menyiarkan tarian/tradisi masyarakat Bulgaria termasuk diantaranya Euro Folk TV yang menyiarkan secara langsung “Open VI Bulgarian National Championship of Folklore-Euro Folk 2015”.(kompas)