Kota Lhokseumawe mengalami deflasi tertinggi ditingkat nasional, dari 66 kota yang di pantau Indeks Harga Konsumen (IHK) selama bulan September 2010. Deflasi kota lhokseumawe sebesar 1,28 persen disebabkan oleh turunnya sejumlah harga barang pasca puasa dan lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah.
Sementara kota pemantau inflasi lainnya di Aceh, yaitu kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 0,37 persen, sedangkan untuk Provinsi Aceh juga terjadi deflasi sebesar 0,43 persen dan nasional terjadi inflasi sebesar 0,44 persen.
Kepala Badan Pusat Statistic (BPS) Aceh, Syech Suhaimi mengatakan deflasi yang terjadi di kota Lhokseumawe disebabkan oleh turunnnya harga kelompok bahan makanan seperti bumbu – bumbuan, kelompok bahan makanan jadi serta turunnya harga sewa rumah.
“Inflasi yang terjadi di kota Banda Aceh disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok sandang , kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau dan perumahan,” jelasnya.
Suhaimi menambahkan ada beberapa kelompok yang memberikan andil tinggi inflasi kota Banda Aceh seperti naiknya harga ikan tongkol, harga emas perhiasan dan harga beras, sementara beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya cabe merah, daging ayam dan daging sapi.
Lebih lanjut Suhaimi menambahkan dari 89 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga dibulan September 2010, 54 jenis barang dan jasa menunjukkan adanya kenaikan haraga dan 35 jenis mengalami penurunan harga. (im)