Kota-kota di provinsi Aceh mengalami deflasi yang cukup tinggi pada bulan Maret 2015, deflasi tersebut disebabkan oleh penurunan sejumlah harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Hermanto mengatakan kota Banda Aceh mengalami deflasi sebesar 0,61 persen, kota Lhokseumawe deflasi 0,50 persen dan kota Meulaboh deflasi 0,64 persen, sehingga secara agregat provinsi Aceh mengalami deflasi sebesar 0,58 persen.
Hermanto merincikan beberapa komoditas yang memberikan andil cukup tinggi terhadap terjadinya deflasi pada Maret 2015, antara lain tongkol, beras, udang basah dan telur, sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain bensin, mobil dan rokok.
“Laju inflasi tahun kalender bulan Maret 2015 untuk kota Banda Aceh sebesar -1,41 persen, kota Lhokseumawe -2,13 persen dan kota Meulaboh -1,73 persen. Sementara untuk Aceh sebesar -1,66 persen,”lanjutnya.
Hermanto menambahkan bila dilihat dari 23 kota di pulau Sumatera pada bulan Maret 2015, 9 kota mengalami Inflasi dan 14 kota mengalami deflasi.
Hermanto menyebutkan deflasi juga terjadi di pedesaan Aceh sebesar 0,37 persen. Deflasi di pedesaan disebabkan oleh turunnya indeks bahan makanan sebesar 1,48 persen, dan sandang 0,07 persen.
Dari 10 provinsi di pulau Sumatera yang dilaporkan pada Maret 2015. 6 provinsi mengalami deflasi dan 4 provinsi mengalami inflasi. Provinsi Aceh tercatat mengalami deflasi tertinggi dari 10 provinsi di pulau Sumatera.