Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2015 fokus pada enam isu strategis yang merupakan penjabaran dari 10 prioritas pembangunan Aceh.
Penurunan angka kemiskinan dan pengangguran masih menjadi fokus utama pemerintah Aceh, disusul reformasi birokrasi, dinul Islam, adat, budaya serta keberlanjutan perdamaian Aceh.
Disamping itu yang menjadi fokus tahun 2015 adalah peningkatan infrastruktur yang terintegrasi, kemudian ketahanan pangan dan nilai tambah produksi, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat Aceh dan peningkatan investasi dan manfaat potensi sumber daya alam yang berwawasan lingkungan.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan secara keseluruhan anggaran pendapatan tahun 2015 direncanakan sebesar Rp. 12,010.742.783. 065, angka ini mengalami kenaikan dari APBA-P tahun anggaran 2014 yang ditetapkan sebesar Rp. 11.539.505. 689.891, sehingga anggaran pendapatan dan belanja Aceh tahun 2015 meningkat sebesar 4,1 persen dari pagu pendapatan APBA-P 2014.
Sementara itu terkait dengan dana aspirasi bagi anggota DPR Aceh yang mencapai 10 Milyar per anggota dewan, Zaini menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kementrian dalam negeri untuk dievaluasi.“APBA ini akan dievaluasi nanti di Kementrian Dalam Negeri,” ujarnya.
Sementara itu ketua Fraksi Partai Golkar Aminuddin meminta pemerintah Aceh untuk memikirkan strategi jitu untuk menjawab persoalan kemiskinan dan pengangguran di Aceh. Aminuddin menyebutkan pemerintah Aceh harus cemas mengingat mulai akhir tahun ini akan berlaku pasar bebas ASEAN, sedangkan angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh masih diatas rata-rata nasional.
“Kedepan ini tenaga kerja dari berbagai negara bebas masuk ke Aceh, jangan sampai kita akan semakin kalah bersaing,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama ketua Fraksi Partai Aceh Kausar mengapresiasi langkah pemerintah Aceh mengalokasikan dana sebesar Rp. 300 milyar untuk kelanjutan pembangunan 14 ruas jalan dilintas tengah, Tenggara, Timur, Barat dan Selatan Aceh.