Setelah tiga tahun terkatung – katung sejak penandatanganan MoU antara Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar – Raniry dan Islamic Development Bank (IDB) baru diperoleh kepastian pembangunan dan rehab gedung lembaga pendidikan itu akan dimulai Oktober mendatang. Hal itu dikatakan Rektor IAIN Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim ketika dikonfirmasi antero beberapa waktu lalu. Ditargetkan pihaknya, pembangunan 40 persen gedung baru dan 60 persen rehab, selesai dilakukan selama 16 sampai 18 bulan.
“Oktober 2012 kita harapkan pembangunan dan rehab gedung sudah tuntas dikerjakan,” Katanya.
Menurut Farid, keterlambatan pembangunan dan rehab gedung IAIN Ar – Raniry akibat lambatnya pihak IDB membuat keputusan. Mulai dari desain bangunan hingga pemilihan gambar – gambar desain bagunan, serta proses tendernya. Semua proses itu menghabiskan waktu sekira tiga tahun.
Pihaknya mengaku lega karena keputusan pemenang tender sudah dikeluarkan pihak IDB di Jeddah. Sekarang, tinggal tunggu waktu penggugatan berakhir yaitu Senin (20/9) dari para kontraktor yang melakukan penawaran.
Setelah surat keputusan dikirimkan kepada empat perusahaan kontraktor yang melakukan penawaran, pihak IDB di Jeddah dua minggu lalu sudah mengirimkan nama pemenangnya dan sudah menyurati para kontraktor. Sebagaimana diinformasikan, dana yang dianggarkan dari IDB itu sebesar Rp 390 miliar untuk pembangunan dan rehab gedung IAIN Ar-Raniry. Kini jumlah itu sudah turun menjadi Rp 350 miliar. Kata Farid, ini disebabkan kurs dollar yang tidak stabil.
“Angka itu bisa saja turun lagi atau naik, jadi tergantung kurs pada saat itu. Dulu kita hitung Rp 390 miliar, karena kurs dollar pada waktu itu capai Rp 10.000. Jadi saya rasa makin cepat pelaksanaanya semakin bagus,” ungkapnya. (im)