Antrean panjang terjadi di sejumlah SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam beberapa hari terakhir. Banyak kendaraan harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan BBM akibat tingginya kebutuhan dan distribusi yang sempat terhambat pascabencana. Menyikapi kondisi ini, Pertamina mengambil langkah cepat untuk memperlancar pelayanan BBM di Aceh.
Pertamina meminta seluruh pengelola SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar agar dapat membuka layanan 24 jam penuh setiap hari. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurai antrean dan mempercepat distribusi BBM kepada masyarakat. SPBU Fuel Terminal Krueng Raya disebut telah beroperasi 24 jam selama tujuh hari dan menjadi contoh pelaksanaan yang diharapkan dapat diikuti SPBU lainnya, khususnya di wilayah perkotaan.
Informasi ini juga diterima salah seorang pengelola SPBU di Banda Aceh, Faisal Budiman. Menurutnya instruksi dari Pertamina tersebut menjadi langkah yang tepat di tengah tingginya tekanan pelayanan dan permintaan BBM dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu Pertamina juga menetapkan pembebasan penggunaan barcode untuk pembelian BBM subsidi di wilayah Aceh. Kebijakan ini diberlakukan sebagai respon kondisi darurat pascabencana, di mana akses jaringan internet tidak stabil dan sistem digital menyulitkan proses pengisian BBM. Dengan tidak diberlakukannya barcode untuk sementara waktu, masyarakat dapat memperoleh BBM subsidi secara lebih mudah dan cepat.
Pertamina memastikan bahwa pasokan BBM ke Aceh tetap terjaga melalui pola distribusi darurat, termasuk pengiriman tambahan mobil tangki ke sejumlah SPBU yang menghadapi demand tinggi. Monitoring lapangan akan terus dilakukan untuk memastikan kelancaran stok dan pelayanan BBM di Aceh.
Dengan dua kebijakan penting — dorongan layanan SPBU beroperasi 24 jam dan pembebasan barcode — Pertamina berharap antrean panjang dapat segera terurai serta kebutuhan energi masyarakat Aceh dapat terpenuhi dengan lancar selama masa pemulihan ini.


