Rumah Pinus Woodworking Produk Kriya Estetis dan Kreatif

Meningkatnya minat terhadap produk kreatif dan ramah lingkungano membuka ruang bagi pelaku usaha lokal. Salah satunya adalah Rumah Pinus Woodworking, UMKM yang berlokasi di Punge Jurong, Kota Banda Aceh ini, bergerak pada segmen kriya ini memanfaatkan limbah kayu jati Belanda sebagai sumber bahan baku untuk produk aksesoris dan rumah tangga yang punya nilai estetika.

Tak hanya kayu jati Belanda, usaha milik pasangan Irma Media dan suaminya ini juga menggunakan beragam jenis kayu lain seperti mangga, mahoni, hingga trembesi, sebagian bahan diperoleh dari pelanggan yang membawa kayu sendiri dan sebagian lain dari pemasok di Belawan.

Perjalanan Rumah Pinus Woodworking bermula pada akhir tahun 2017, ketika sang suami yang memiliki hobi membuat kriya talam kayu dan produk kecil lain di garasi rumah mereka, “Suami mulai menawarkan ke teman-teman kantornya, dan memdapat respon yang bagus, dari situ, pesanan mulai datang satu-satu” kata Irma.

Usaha mereka terus berkembang dan sudah berjalan lebih dari delapan tahun. Pada tahun 2020 mereka mengurus perizinan dan mulai memperluas pasar ke Aceh Utara, Abdya, hingga Meulaboh. Termasuk menerima pesanan produk berukuran besar seperti lemari dan kitchen set dan mulai menggunakan tukang profesional. “Bahkan ada yang langsung memesan tanpa survei tempat produksi kita terlebih dulu, mereka hanya melihat video galeri dan media sosial” kisahnya.

Irma menilai bisnis yang mereka jalani memiliki pasar yang akan terus tumbuh, “Produk kayu custom di Aceh masih memiliki peluang berkembang karena pelakunya masih sedikit” jelasnya. Namun Irma juga tak menyangkal jika tantangan tetap ada, terutama dalam hal pemasaran.

“Promosi kami sebenarnya sudah dibantu media digital, tetapi hasilnya masih naik turun karena terkendala ketersediaan stok” jelasnya.

Produk kecil seperti telenan, talam, dan kotak tisu biasanya tersedia ready stock. Namun, untuk pesanan custom berukuran kecil, mereka harus menerapkan minimal pemesanan 10 pieces agar biaya produksi tetap seimbang. Meski begitu, Irma menekankan bahwa kualitas dan pelayanan tetap menjadi prioritas. “Kalau ada keluhan, kami langsung ganti atau perbaiki produknya” ujarnya.

Bagi mereka, menjaga kepercayaan pelanggan adalah hal utama, karena “yang dipertaruhkan adalah nama dan usaha kami” tambahnya.

Perkembangan usaha Rumah pinus Woodworking kian luas sejak mereka menjadi binaan BSI UMKM Center pada tahun 2022. Mereka mulai menitipkan produk, mengikuti bazar Ramadhan, hingga mendapat kesempatan promosi di berbagai acara.

Bagi Irma langkah awal memulai usaha adalah berani mengerjakan apa yang bisa dilakukan, tanpa terlalu memikirkan siapa yang akan membeli. Irma yakin setiap usaha memiliki jalannya sendiri. “Mulai saja dulu dengan modal tabungan yang ada, hobi pun bisa menjadi usaha dan pemasukan, yang penting berani dan konsisten” tutupnya.

Rumah Pinus Woodworking dapat ditemukan melalui Instagram @pinus_rumah, TikTok Rumah Pinus Woodworking, dan Facebook dengan nama yang sama. Menerima berbagai jenis custom, mulai dari rak pajangan UMKM, partisi, lemari, tempat tidur, hingga kitchen set.

(Nurul Ali)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads