Sekda Aceh, Dermawan membuka Meet the Expert (MTE) VIII di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh. MTE merupakan pertemuan tingkat nasional untuk meningkatkan kemampuan dokter spesialis anestesi. Kegiatan yang diprakarsai Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) Cabang Aceh ini akan berlangsung hingga Jum’at 28 November, dirangkai juga dengan workshop dan pameran.
Sekda Dermawan berharap, pertemuan seperti ini terus digalakkan sebagai wahana untuk meningkatkan kapasitas di kalangan tenaga medis, khususnya para dokter specialis anestesi dan terapi nasional.
“Pengetahuan bidang anestesi terus berkembang dari waktu ke waktu. Karena itu pula, dokter spesialis anestesi mutlak harus meng up-date pengetahuannya agar bisa disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terbaru di bidang medis,” tutur Dermawan.
Mantan Kepala LAN Aceh ini menambahkan, meski jumlah anestestiologi di Aceh sangat terbatas, ia tetap berharap para dokter yang ada tetap aktif memperbarui pengetahuannya. “Kemampuan saudara-saudari tentu sangat dibutuhkan untuk mendukung program peningkatan kualitas kesehatan di negeri kita ini,”pungkasnya.
Itu sebabnya, lanjut Dermawan, Pemerintah Aceh sangat berkepentingan agar pertemuan ini berjalan lancar sehingga mampu meningkatkan pengetahuan para dokter anastesi, termasuk dalam menanggapi keadaan emergency yang sering terjadi diseluruh wilayah di Indonesia. “Selama ini mungkin anestesi terfokus hanya pada Rumah Sakit saja. Kami berharap, pertemuan ini juga bisa mengembangkan diri ke arah musibah kebencanaan dengan harapan dapat menaggulangi keadaan emergency sejak dari penanganan pasien di daerah bencana sampai dalam hal transportasi pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut, sehingga dapat mengurangi angka mortalitas dan morbiditas pasien,” pintanya.
Ketua Perdatin Aceh, dr. Fachrul Jamal, Sp.An, KIC menuturkan, pertemuan Meet the Expert ke-8 yang diselenggarakan para dokter specialis Anestesi dan terapi Indonesia ini mengusung tema “Patient Safety in Amergency Cases. What should we do?” atau dalam bahasa sederhana bisa kita artikan, “Jika pasien dalam kondisi darurat, apa yang harus kita lakukan?”
“Dari tema ini bisa kita pastikan kalau pertemuan kali ini sangat menarik untuk diikuti. Untuk memperkuat pembahasan, kami mendatangkan sejumlah nara sumber ahli dari berbagai daerah guna berbagi pengetahuan dan bertukar pengalaman kepada seluruh peserta,” jelas Fachrul Jamal.
MTE kali ini, tambah Fachrul Jamal, sengaja memfokuskan dalam hal emergency, hal ini mengingat Aceh merupakan salah satu daerah yang pernah mengalami Tsunami yang membutuhkan penanganan emergensi skala besar, yang tentunya juga melibatkan multidisiplin ilmu kedokteran.
“Jadi, Peserta dapat meningkatkan kemampuan penanganan emergency yang didukung dengan penggunaan peralatan yang canggih. Dimulai dari proses diagnostic untuk menentukan penanganan yang tepat dan akurat, sampai dengan proses therapeutic yang dapat memberikan hasil yang optimal seperti yang diharapkan,”jelas Jamal, yang Dirut RSUZA ini.